MEMANGGIL.CO - Institut Agama Islam (IAI) Khozinatul Ulum menyelenggarakan sidang senat terbuka dalam rangka program sarjana bagi ratusan mahasiswa dan mahasiswinya yang ketujuh, di Graha Nusantara Blora, Minggu (19/03/2023).

Ini merupakan wisuda pertama kali usai perguruan tinggi tersebut bertransformasi menjadi institut. Dalam wisuda tersebut, ada pesan dan harapan secara khusus untuk para sarjana baru.

"Karena sudah menjadi sarjana ya bisa berkiprah bagi masyarakat. Ilmunya bisa digunakan dengan baik dan bisa mewarnai masyarakat dalam rangka ikut mencerdaskan bangsa," pesan Ketua Yayasan Khozinatul Ulum Al Amien, KH Ahmad Zaki Fuad kepada Media Memanggil Network.

Ia berharap semoga bagi para sarjana dari masing-masing fakultas, semuanya siap pakai. Artinya, siap digunakan di berbagai sektor sesuai jurusan yang telah diambil.

"Ataupun sesuai kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa (yang telah diwisuda) itu," harap Gus Zaki, panggilannya.

Wisuda 3 Fakultas

[caption id="attachment_867" align="aligncenter" width="1228"]Momen dokumentasi keluarga KH Muhammad Ahmad Muharror Ali usai sidang senat terbuka IAI Khozinatul Ulum dalam rangka program sarjana yang ketujuh. (Memanggil.co/Ist) Momen dokumentasi keluarga KH Muhammad Ahmad Muharror Ali usai sidang senat terbuka IAI Khozinatul Ulum dalam rangka program sarjana yang ketujuh. (Memanggil.co/Ist)[/caption]

Gus Zaki menyebutkan, bahwa total ada sebanyak 145 wisudawan dan wisudawati dari tiga fakultas IAI Khozinatul Ulum yang pada momen kali ini resmi jadi sarjana.

"Dari fakultas tarbiyah, fakultas ushuludin, fakultas ekonomi dan bisnis islam," bebernya putera pertama dari KH Muhammad Ahmad Muharror Ali ini.

Menurutnya kedepan IAI Khozinatul Ulum akan menambah beberapa program studi lagi. Namun sebelum itu, Gus Zaki menegaskan, yang paling penting peralihan dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) menjadi institute akan dimaksimalkan terlebih dahulu.

"Institut ini kita maksimalkan dulu dengan sebaik-baiknya, karena dengan perubahan dari STAI menjadi institute ini memungkinkan kampus untuk membuka jurusan yang lebih banyak lagi, dari hanya jurusan yang berbasis satu disiplin ilmu menjadi multi disiplin ilmu," kata Gus Zaki.

"Artinya bukan satu konsentrasi ke ilmu agama lagi tapi bisa ke ilmu-ilmu yang lain sesuai kebutuhan, imbuhnya.