MEMANGGIL.CO - Sesekali ada canda yang mewarnai ratusan santri saat menghafal doa dibimbing Ustad dan Ustadzah di ruangan yang representative.
Suasana kekeluargaan membuat para santri senang dan nyaman memperdalam ilmu agama Islam.
Siapa sangka, perkembangan lembaga pendidikan itu terus meroket, mendidik generasi penerus yang Islami.
Perjuangan pendiri dan pendukung yang tidak kenal patah semangat berhasil mewujudkan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) dan Madrasah Diniyah (Madin) Al-Muttaqin di Desa Jomblang Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Berdirinya TPQ dan Madin Al-Mutaqqin di Desa Jomblang
Pendiri TPQ dan Madin Al-Muttaqin Desa Jomblang, H Ansori menjelaskan, lembaga pendidikan itu dirintis sekitar tahun 2000-an.Jadi sejak tahun 2000 itu kita rintis, dari awalnya TPQ dulu, kemudian TPA. Setelah guru-guru cukup, artinya sudah banyak yang sarjana baru kita fokuskan ke Madrasah Diniyah Takmiliyah, yang mendekati unggulan, katanya pada Jumat (23/09/2023) sore.
Santri Madin Al-Mutaqqin langganan juara lomba
[caption id="attachment_9155" align="alignnone" width="1024"]
Jadi, lanjut H Ansori, tidak biasa-biasa, tapi alhamdulillah, setiap ada lomba-lomba di tingkat kecamatan, Madin Al-Muttaqin Desa Jomblang selalu juara umum, sedangkan di tingkat kabupaten selalu masuk nominasi tiga besar. Bahkan sering mengirim putra-putri Madin Al-Muttaqin ke tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Madin Al-Muttaqin, sampai hari ini mempunyai 11 Ustadz dan Ustadzah Sarjana, berbagai macam. Ada yang S.Pd.I., S.Pd., SE., S.Sy. Ada yang Hafidzoh dan Hafidz, terangnya.
Ia menambahkan para siswa (santri) dari tahun 2000-an sudah ada yang jadi pengusaha, pegawai, kontraktor, petani pedagang, peternak dan lainnya.
Sementara itu Kepala TPQ dan Madin Al-Muttaqin Desa Jomblang, Mohammad Amin mengatakan, embrio Madin Al-Muttaqin dulunya adalah TPQ.
Jumlahnya banyak dan tidak ada jenjang kelas, sehingga kami dari keluarga dan teman-teman seperjuangan terus memikirkan tentang hal itu, akhirnya kita melangkah bagaimana kalau kita membuat Madrasah Diniyah ada dengan kelas, jelasnya.
Selanjutnya dikomunikasikan dengan Kementerian Agama difasilitasi Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT), yang mana jenjang sekolahnya sangat nyambung dengan Sekolah Dasar.
Diharapkan ana-anak lulusan Madin, kelas 5 sudah lulus, dan kelas 6 fokus pada pelajaran di Sekolah Dasar. Ini mulai tahun 2014, untuk Madin Al-Muttaqin, ucap Amin.
Bantuan Madin Al-Mutaqqin datang dari berbagi pihak
Gayung bersambut, bantuan untuk mewujudkan bangunan gedung Madin Al-Muttaqin dan perlengkapannya datang dari berbagai pihak.Sekarang ini punya empat lokal, yang satu lokal untuk kantor. Jadi sudah representative. Total santrinya TPQ dan Madin Al-Muttaqin total ada 260, tambahnya.
Harus hafal 39 doa, Juz 'Amma, Tahlil dan Al Barzanji
Yang menarik di lembaga pendidikan itu, bahwa anak lulusan Madin harus hafal 39 doa, hafal Juz 'Amma, hafal Tahlil (full), dan bisa membaca Al Barzanji.Jadi untuk kelulusan kita mempunyai muatan lokal secara kurikulum, anak lulusan Madin harus hafal 39 doa, hafal Juz 'Amma, hafal Tahlil (full), dan bisa membaca Al Barzanji. Itu yang baku, tidak boleh dilewatkan, ungkapnya.
Lulusan Madin Al-Muttaqin Desa Jomblang yang pertama, menurut Amin, saat ini ada yang masih kuliah, ada yang di pondok pesantren.
Santri TPQ dan Madin Al-Muttaqin, dilatih dan dididik untuk disiplin, seperti mengenakan seragam yang sudah ditentukan dan wajib mengikuti jamaah.
Karena tanpa kedisiplinan target pencapaian program yang telah kita berikan tidak akan bisa, tegasnya.
Selain itu, di setiap liburan semester Sekolah Dasar diselenggarakan pesantren kilat lebih kurang satu minggu.
Makan dan tidur disini dan guru-gurunya siap memasak. Paginya kita latih sholat duha, malamnya kita latih sholat tahajud, kata Amin.
Alfian salah satu santri setempat mengaku senang bisa sekolah di lembaga pendidikan Islam itu.
Senang, besok pingin jadi guru, ucapnya.