MEMANGGIL.CO - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Soetijono Blora dr Puji Basuki mengatakan, pihaknya terobsesi untuk meningkatkan layanan rumah sakit dari tipe C menjadi tipe B. Persiapan peningkatan itu, telah dirancang dalam beberapa tahun lagi.

"Tentu kita terobsesi untuk naik kelas, dari tipe C menjadi tipe B, karena wacana kita sudah kesana. Mohon doa dan suportnya," ujar dr Puji, panggilannya pada wartawan, Rabu (05/04/2023).

Penegasan dr Puji ini, merespons prestasi yang kini telah diraih RSUD Pandan Arang Boyolali, yang belakangan ini meningkat. Yaitu naik kelas dari tipe C menjadi tipe B.

"Kita apresiasi atas kenaikan itu," tandasnya.

Guna persiapan kenaikan tipe C menjadi tipe B di RSUD Blora, menurut dr Puji, manajemen rumah sakit juga tengah bekerja keras. Misalnya dengan melengkapi dahulu jenis kompetesi dokter, juga dokter spesialis dan sarananya.

"Terutama untuk dokter ya kita melengkapi itu, karena tanpa melengkapi dokter dan dokter spesialis, ya tidak berarti untuk naik kelas rujukan," ujarnya.

Selain itu, jumlah kamar yang disediakan untuk tipe B itu minimal 200 kamar. Sementara di RSUD Blora sudah punya 180 kamar, sehingga jika untuk melengkapi sesuai standar menjadi tipe B, jumlahnya kita kurang sedikit.

Namun demikian, ke depan karena rujukan itu berbasis kompetensi, sehingga harus dilengkapi dahulu. Sambil berjalan dan mudah-mudahan sekitar 3 tahun ke depan meningkat ke tipe B.

Selain itu, lanjut dr Puji, syarat lain tipe B itu, untuk ruang intensif care unit (ICU) harus memenuhi syarat dimana ada 5 persen untuk dewasa dan 3 persen anak-anak.

"Untuk kelengkapan itu kita sudah tercukupi. Yaitu ada 10 ICU dewasa dan anak-anak juga memiliki 10 ICU. Namun untuk kelengkapan ventilator kurang, tapi jangan khawatir itu akan terpenuhi dan kita belanjakan tahun 2023 ini," paparnya.

Yang juga terus dilakukan pemenuhan, yaitu jumlah dokter spesialis dan dokter umum. Terutama untuk jumlahnya, seperti spesialis jantung RSUD Blora baru memiliki satu orang dan butuh satu lagi dokter spesialis jantung.

Kemudian, untuk penyakit dalam obstrety dan ginekologi, juga harus ada konsultan. Sementara di RSUD Blora masuk belum memiliki. Yang juga belum ada sampai sekarang ini, yaitu dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin.

"Dua kebutuhan itu, konsultan penyakit dalam dan dokter spesialis yang masih kita butuhkan," ujarnya.

Dikatakan oleh dr Puji, obsesi ke depan RSUD Blora akan berupaya melengkapi seluruh alat kesehatan. Itu sebagai fasilitas penunjuang untuk pelbagai ruangan. Seperti ruang rawat inap, ruang bedah.

Kemudian juga alat seperti CT Scan atau alat pemeriksaan yang menghasilkan gambar untuk beberapa organ tubuh sebagai pendukung diagnosis dokter.

"Praktisnya, alat kesehatan itu untuk menunjang kebutuhan dokter dan ke depan semakin meningkat," tandasnya.

Yang juga menambah optimis, bahwa sistem anggaran di RSUD Blora itu sudah menggunakan sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang dianggap lebih mandiri dibanding OPD lainnya.

Menurut dr Puji, diakui dari segi anggaran memungkin rumah sakit bisa berinovasi dan berimprovisasi. Menambah jumlah sokter spesialis, dalam rangka mengimbangi jumlah pasien. Karena dengan penambahan pasien itu, tentu saja pendapatan rumah sakit akan naik.

"Kita saat ini ada peningkatan, karena BLUD memiliki ruang gerak yang lebih dibanding OPD lain. Makanya, tahun-tahun ini rumah sakit akan membangun sejumlah fasilitas. Seperti membangun sentral pelayanan, sentral paru, sentral jantung, dan sentral bedah, dan lainnya. Jika itu terlaksana otomatis ada peningkatan pendapatan sebagai upaya bersama," paparnya.

Menepis RS Jorok

[caption id="attachment_732" align="aligncenter" width="1280"]Direktur RSUD Blora dr Puji Basuki, saat berada di ruang Nusa Indah. (Memanggil.co/Ist) Direktur RSUD Blora dr Puji Basuki, saat berada di ruang Nusa Indah. (Memanggil.co/Ist)[/caption]

Yang juga tidak kalah pentingnya, soal pelayanan terutama di rumah sakit milik pemerintah. Menurut dr Puji, bagaimana sebenarnya melayani masyarakat di RSUD Blora yang semakin meningkat.

Tapi, juga tak kalah pentingnya,menepis stigma di masyarakat bahwa RSUD itu jorok dan sebagainya.

"Kita hilngkan anggapan itu. Kita balikkan dengan bekerja keras dan layanan sebaik mungkin. Katakan sebaliknya bahwa RSUD itu melayani dengan ramah juga bersih. Kemudian kwalitasnya bagus dan berani bersaing. Kita terus upayakan itu," imbuhnya.

Silakan baca Berita dan Artikel lainnya di Google News