MEMANGGIL.CO - Desa Bogorejo, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, berencana untuk mengembangkan potensi wisata guna meningkatkan perekonomian masyarakatnya.
Kepala Desa Bogorejo, Farid Aang Mualifi, mengungkapkan bahwa desanya memiliki banyak potensi yang belum tergali dengan maksimal. Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi dengan kelompok pemuda setempat.
Menurutnya, wisata di desa Bogorejo cukup besar. Kendati demikian, kendala utama yang dihadapinya adalah terbatasnya sumber pendanaan dari pemerintah desa.
Potensi yang ada sebenarnya sangat banyak. Namun, dengan keterbatasan dana dari pemdes, kami belum bisa memanfaatkannya sepenuhnya, ujar Kades Aang sapaan akrabnya, ditulis Sabtu (25/1/2025).
Ia menuturkan, pada tahun 2025, pemerintah desa menargetkan untuk memulai pembangunan infrastruktur sebagai langkah awal pengembangan desa wisata. Untuk memperluas wawasan, pihaknya pun telah melakukan studi banding ke berbagai lokasi wisata di Jogjakarta, Solo, dan Noyo Gimbal.
Kades Aang menjelaskan, studi banding ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana konsep desa wisata bisa diterapkan di Desa Bogorejo.
Meskipun demikian, Kades Aang mengakui bahwa pengembangan desa wisata perlu ditunda sementara waktu, mengingat kondisi keuangan desa dan kebutuhan untuk membenahi sarana dan prasarana (sarpras) yang masih belum optimal.
"Kami fokuskan pada pembangunan sarpras terlebih dahulu, termasuk pembangunan embung desa, yang akan mendongkrak sektor pertanian, tambahnya.
Kades Aang menambahkan, pada tahun 2026 mendatang, barulah fokus utama akan diarahkan kembali pada pengembangan wisata.
"Kami sangat tertarik dengan desa wisata karena dampak ekonomi yang bisa ditimbulkan sangat besar, terutama dalam memberdayakan pemuda setempat agar lebih aktif," ujarnya optimis.
Potensi Dukuh Nglamping sebagai Lokasi Wisata Alam
Lebih lanjut, rencana pembangunan desa wisata di Desa Bogorejo mengarah pada Dusun Nglamping yang memiliki potensi wisata alam yang menarik berkat lokasinya yang berada di dataran tinggi.Kades Aang menjelaskan bahwa di dusun tersebut terdapat ciri khas berupa pohon jeruk yang bisa menjadi daya tarik wisatawan. Namun, pengembangan wisata di sana terkendala oleh masalah kepemilikan lahan.
"Di Nglamping, sebenarnya ada potensi besar, termasuk pohon jeruk yang bisa menjadi ikon wisata. Namun, kami terkendala masalah kepemilikan lahan yang tidak sepenuhnya milik desa, sehingga pengembangan di sana berisiko menimbulkan konflik," jelasnya.
Saat ini, lahan milik desa di Dusun Nglamping terbatas, dan ada kekhawatiran terkait kelanjutan pengembangan desa wisata di area tersebut.
Meski demikian, Kades Aang mengungkapkan bahwa awalnya ia memiliki visi untuk mengembangkan Nglamping dengan membangun fasilitas wisata seperti air terjun buatan dan tempat camping.
Saya membayangkan ada air terjun buatan dan tempat camping yang bisa menarik wisatawan. Namun, kami harus mempertimbangkan banyak faktor sebelum mewujudkan itu, ujarnya.
Kendala Infrastruktur dan Aksesibilitas
Selain masalah kepemilikan lahan, salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh Desa Bogorejo dalam pengembangan desa wisata adalah aksesibilitas. Jalan menuju lokasi wisata yang direncanakan masih dalam kondisi buruk dan memerlukan perbaikan signifikan.Kades Aang mengungkapkan bahwa untuk memperbaiki akses jalan saja, pemerintah desa memerlukan anggaran sekitar 200 juta rupiah.
"Kami perlu melakukan pengerasan jalan, urug, dan mendatangkan alat berat untuk memperbaiki akses menuju lokasi. Anggaran yang dibutuhkan sangat besar, dan kami akhirnya memutuskan untuk menunda pengembangan hingga 2026," katanya.
Respons Dinas PMD Kabupaten Blora
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Blora, Yayuk Windrat, memberikan dukungan penuh terhadap upaya Desa Bogorejo dalam mengembangkan potensi wisatanya.Menurutnya, inisiatif tersebut sangat positif untuk meningkatkan perekonomian desa dan memberdayakan masyarakat, terutama pemuda setempat.
"Kami mengapresiasi langkah Kepala Desa yang memiliki visi untuk mengembangkan desa wisata. Karena selain dapat meningkatkan ekonomi lokal, ini juga memberikan kesempatan bagi pemuda setempat untuk lebih berperan aktif," ujarnya.
Mengenai kendala infrastruktur, Yayuk juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperbaiki aksesibilitas dan memperkuat sarana dan prasarana desa.