MEMANGGIL.CO - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora bertekad untuk menurunkan angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di wilayahnya.
Adapun Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Sunaryo, meminta para pengawas, kepala sekolah, serta guru untuk lebih aktif dalam menangani kasus ATS.
"Saya meminta agar semua pihak dapat lebih aktif dalam menyisir keberadaan ATS dengan memanfaatkan data dari Sistem Informasi Layanan Anak Tidak Sekolah (SILAT). Aplikasi berbasis web ini berfungsi untuk melakukan verifikasi, intervensi, monitoring dan evaluasi ATS," ujarnya ditulis Kamis (20/2/2025).
"Setelah itu, kami akan mengajak ATS untuk kembali ke sekolah. Kami juga akan bekerja sama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk menjalankan program Kejar Paket A, Paket B, dan Paket C," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, Disdik Blora telah berhasil mengembalikan 4.000 ATS ke sekolah formal. Selain itu, sekitar 1.000 ATS lainnya berhasil kembali ke sekolah non-formal melalui program kesetaraan Paket B dan Paket C.
Sekretaris Disdik Blora, Nuril Huda, menjelaskan bahwa jumlah ATS di Blora sempat mencapai 6.480 orang.
"Sisanya, sekitar 1.400 ATS yang tinggal di luar kota masih terus kami upayakan untuk kembali bersekolah, baik di sekolah formal maupun non-formal/kesetaraan. Kami juga mempertimbangkan alternatif sekolah jarak jauh," paparnya.
Nuril Huda mengungkapkan bahwa, berdasarkan survei yang dilakukan, ada beberapa penyebab tingginya angka ATS di Blora.
Beberapa faktor tersebut antara lain alasan ekonomi, akses yang jauh menuju sekolah, serta kondisi geografis yang dialami warga yang tinggal di pinggir hutan.
Selain itu, sebagian anak ATS bekerja untuk membantu orang tuanya, ada yang kurang motivasi belajar, dan sebagian lainnya terpengaruh oleh lingkungan.
"Selain itu, masih ada orang tua yang belum cukup peduli terhadap pendidikan anak mereka," jelas Nuril Huda.