MEMANGGIL.CO Kabupaten Bojonegoro menghadapi tantangan besar terkait ketersediaan air. Diketahui, pada tahun 2024, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bojonegoro melaporkan penurunan cadangan air tanah hingga 40% dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memproyeksikan bahwa 106 desa akan terdampak kekeringan pada tahun 2025.
Namun, di tengah tantangan tersebut, Bojonegoro memiliki potensi besar dalam pemanfaatan sumber daya air. Kabupaten ini memiliki 433 embung dan 45 waduk yang tersebar di berbagai wilayah yang dapat dimaksimalkan.
Menanggapi situasi ini, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono bersama Wakil Bupati Nurul Azizah meluncurkan salah satu program unggulan, yaitu pemetaan dan penyaluran sumber air sungai bawah tanah dan permukaan.
Kami akan terus mencari sumber-sumber air lain dan melakukan pengeboran. Langkah ini adalah bagian dari upaya mewujudkan Bojonegoro yang sejahtera, dimulai dari pemenuhan kebutuhan dasar, seperti ketersediaan air, ujar Bupati Wahono, ditulis Senin (24/2/2025).
Bupati Wahono dan Wakil Bupati Azizah telah melakukan dialog dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum (Ditjen SDA Kemen PU) mengenai strategi untuk mempercepat pencarian serta penyaluran sumber air baru.
Dalam kolaborasi dengan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), mereka juga memanfaatkan teknologi deteksi air geo magnetotelurik untuk memetakan sumber air sungai bawah tanah. Teknologi ini diharapkan dapat mempercepat penyaluran air kepada masyarakat secara lebih efektif.
Dengan dukungan dari Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) TNI AD, Pemkab Bojonegoro berhasil menemukan enam sumber air potensial di beberapa titik, seperti di Desa Banjaran, Kecamatan Baureno, Desa Ngantru, Kecamatan Ngasem, dan Desa Bakalan, Kecamatan Tambakrejo. Proses pengeboran sudah dilakukan, dan air tersebut telah mulai mengalir ke masyarakat.
Selain itu, Pemkab Bojonegoro bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengembangkan dan mengelola irigasi persawahan serta penyulingan air minum dari sumber air permukaan. Lokasi prioritas dalam inisiatif ini meliputi Bengawan Solo, Sendang Jonoporo, Sendang Krondonan, dan Waduk Gongseng.
Bupati Wahono berharap berbagai inisiatif ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi ketersediaan air di Kabupaten Bojonegoro, baik untuk kebutuhan domestik, pertanian, maupun industri lokal.
Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pengelolaan sumber daya air demi kesejahteraan masyarakat menuju Bojonegoro yang makmur dan percaya, tandasnya.