MEMANGGIL.CO - Pihak RS PKU Muhammadiyah Blora, Jawa Tengah, angkat bicara soal tragedi maut dalam kecelakaan kerja saat pengerjaan proyek rumah sakit setempat.

Tragedi ini dipandang penting untuk dikawal bersama-sama lantaran korbannya sangat banyak yaitu ada lima orang pekerja yang meninggal dunia. Serta, delapan orang lainnya mengalami luka-luka.

Jika memutar waktu sejak Februari 2025 lalu, ternyata penanganan tragedi ini sudah dua bulan lebih lamanya belum ada tersangka yang ditetapkan. Siapa-siapa saja yang bakal dipenjara juga belum jelas.

RS PKU Muhammadiyah Blora Ikuti Proses APH

Merespons persoalan ini, Direktur RS PKU Muhammadiyah Blora, dr. Tegar Mohammad Wijaya, berkata bahwa pihaknya mengikuti proses yang dilakukan oleh Aparat Penegak Hukum (APH)

"Ya nek aku sih, karena sudah masuk di APH ya, nanti kita ikuti proses APH saja," jelasnya saat ditemui tim Memanggil.co pada Rabu (16/4/2025).

Proyek Pembangunan Mulai Beroperasi Lagi

Tampak proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora yang sempat berhenti, sekarang ini sudah terlihat mulai beroperasi lagi. Tegar mengaku, sudah koordinasi dengan pihak kepolisian dan sudah diizinkan.

Disamping itu, diakuinya juga bahwa uang pembangunan proyek rumah sakit setempat dari hutang. Menurutnya, pekerjaan yang dilakukan mulai dari yang kecil atau ringan terlebih dahulu.

"Ya itu kemarin sudah, ini ya namanya koordinasi dengan polisi setempat dan sudah diizinkan, karena itu kan uang utang ya, jadi mungkin pekerjaan kecil kecilan aja sih," ungkapnya.

Arahan K3 untuk Pekerja Proyek dari Disnaker Jateng

Mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), pihaknya sudah diarahkan dan konsultasi dengan pihak Disnaker Jawa Tengah untuk menggunakan K3 yang terpercaya.

"Untuk keselamatan kemarin sudah diarahkan, dan sudah konsultasi dengan Disnaker Provinsi juga. Kalau memang K3 yang terpercaya," jawab Tegar.

Terkait K3 yang digunakan yaitu dari pihaknya dan dari pihak luar. Sebelum itu, pihak rumah sakit setempat juga sudah komunikasi dengan pihak Polres dan disarankan keselamatan yang utama.

RS PKU Muhammadiyah Blora Beri Santunan Keluarga Korban

Dr. Tegar mengaku bahwa mengenai santunan alias tali asih untuk pihak keluarga korban sudah ada timnya sendiri.

Serta mengenai santunan, diakuinya sudah selesai dengan pihak keluarga korban dan pihaknya akan bertanggungjawab.

"Kalau santunan semua sih sudah deal dengan keluarga, tapi detailnya saya kurang tahu, yang terpenting kita bertanggung jawab lah," ucapnya.

Kesepakatan Antara RS PKU Muhammadiyah Blora dengan Pihak Korban

Kemudian mengenai jaminan dan santunan yang diberikan pihak RS PKU Muhammadiyah Blora kepada pihak keluarga korban, diakuinya sudah disepakati bersama.

"Itu kemarin kita sudah membuat hitam di atas putih dengan pihak keluarga," tandasnya.

Pihak Keluarga Korban Sempat Dikunjungi Kapolres Blora

Sebelumnya, Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto saat ditemui awak media ini menjelaskan, bahwa dirinya sempat berkunjung ke rumah keluarga korban untuk menyampaikan duka.

Dirinya hadir untuk menyampaikan bahwa seluruh tuntutan dari ahli waris, terutama pendidikan, telah dipenuhi oleh pihak Muhammadiyah.

Sudah ada perjanjian antara pihak Muhammadiyah dan para ahli waris, tinggal bagaimana pelaksanaannya nanti" kata Wawan.

"Saya berharap pihak Muhammadiyah tidak ingkar janji, karena ini menyangkut masa depan ahli waris, imbuhnya.

Baca juga berita sebelumnya:

Menanti Keberanian Polres Blora Tetapkan Tersangka dalam Tragedi Maut RS PKU Muhammadiyah