MEMANGGIL.CO - Bupati Blora, Arief Rohman, bersama Forkopimda Blora usai meninjau lokasi kebakaran hebat sumur minyak ilegal di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Sebagai orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, Bupati yang akrab disapa Gus Arief ini, menyayangkan adanya aktivitas pengeboran minyak tanpa izin yang mengabaikan aspek keselamatan warga.
“Lahannya memang milik warga, tapi ini sumur minyak masyarakat belum legal," ungkapnya pada awak media, Senin (18/8/2025).
Gus Arief menegaskan kalau sumur minyak di Desa Gandu ingin beroperasi, tentu ada syarat izin dan ketentuannya sesuai regulasi yang ada.
"Kami sangat menyayangkan karena lokasi sumur berada di belakang rumah warga, sehingga rawan membahayakan,” tegasnya.
Bupati alumni Pondok Pesantren Khozinatul Ulum Blora ini mengimbau kepada masyarakat untuk menahan diri dan tidak lagi melakukan aktivitas penambangan tanpa izin. Serta, meminta masyarakat untuk mengurus legalitas terlebih dahulu.
“Urus izinnya terlebih dahulu, karena di Permen 14 tentang sumur minyak rakyat sudah diatur syarat-syaratnya. Kalau sudah ada izin, baru bisa beroperasi,” ucapnya.
Lebih lanjut, Putra KH. Ali Muhdlor ini mengungkapkan, bahwa saat ini pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian ESDM, Plt Dirjen Migas, SKK Migas, hingga Gubernur Jawa Tengah.
Menurutnya, sumur minyak di Desa Gandu diminta untuk dihentikan sementara. Saat ini, diakuinya bahwa dua korban luka bakar telah dirujuk ke rumah sakit di Yogyakarta.
“Sudah kami rujuk ke Jogja agar mendapatkan penanganan yang lebih optimal,” kata Gus Arief.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan update terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora pada Senin (18/8/2025) pagi ini, totalnya korban yang meninggal dunia sudah 3 orang. Sementara, yang dirawat 2 orang termasuk 1 balita.

Menurut Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Blora, Agung Tri, kebakaran hebat yang terjadi bertepatan Hari Ulang Tahun RI (HUT RI) ke-80 pada Minggu (17/8/2025) sekira pukul 11.30 WIB ini mengakibatkan rumah rusak dan korban jiwa.
"Warga terdampak sebanyak 50 KK mengungsi ke rumah saudara, korban jiwa meninggal dunia sebanyak 3 orang," demikian keterangannya.
Dirinya menyebutkan 3 nama korban yang meninggal dunia, yakni saudari Tanek (60), Sureni (52), dan Wasini (50).
"Semuanya warga Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo," ungkapnya, yang juga menyebutkan jumlah korban dirawat sebanyak 2 orang termasuk 1 balita.
Selain itu, lanjut Agung Tri, sejumlah hewan ternak warga setempat juga diungsikan.
"Sapi sebanyak 6 ekor dan kambing sebanyak 3 ekor," terangnya.
Agung Tri juga memaparkan, adanya 1 rumah rusak berat adalah milik Tamsir. Sementara yang rusak sedang ada 4 rumah, yakni milik Sureni, Sukrin, Suntari dan Suparman. Semuanya adalah warga RT 04 RW 01 Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo.
"Tim gabungan masih berada di lokasi dan masih melaksanakan proses pemadaman dan pemantauan," tandasnya.