MEMANGGIL.CO - Di sebelah utara alun-alun Blora terdapat replika fosil gajah purba elepas hysudrindicus. Saat ini, replika fosil gajah tersebut tidak lagi jadi magnitude seperti zaman dulu yang menyita perhatian banyak orang.
Sekilas diamati, pihak dinas terkait kurang memperhatikan atau kasarnya mengesampingkan keberadaan replika fosil gajah tersebut. Padahal jika ada petugas atau pegawai yang ditugasi untuk stanby tiap hari, tentu manfaatnya bukan sebatas pajangan belaka.
Menurut pengunjung asal Jawa Timur bernama Ridwan ketika silaturahmi ke rumah saudaranya di Blora, memang keberadaan pajangan replika fosil gajah tersebut menambah bobot ruang publik sekitar alun-alun Blora tambah berkualitas.
"Alun-alun Blora memang tambah kelihatan bagus dikasih replika fosil gajah. Tapi sayangnya tidak ada juru kunci yang ditugasi untuk stanby," ucapnya, ditulis Memanggil.co pada Rabu (27/8/2025).
Juru kunci dipandangnya penting untuk ditugaskan. Paling tidak, ketika ada pengunjung ingin mengetahui informasi apa yang bisa didapatkan bisa dijawab secara langsung dari keberadaan replika gajah tersebut.
"Kalau ada juru kuncinya kan enak. Juru kuncinya bisa memberikan penjelasan ketika orang-orang yang datang ingin tahu, bukan sebatas lihat saja dari luar," kata Ridwan.
"Aku dua kali ini datang, tapi ya sama tidak pernah ada juru kuncinya satupun. Entah mungkin dinas terkait di daerahmu kurang pinter ngatur pegawainya atau bagaimana, saya kurang tahu," imbuhnya.

Dalam kesempatan ini, Ridwan berpesan melalui awak media ini, jika ketemu Bupati Blora supaya diberitahu agar mengingatkan pihak dinas yang membidangi keberadaan replika fosil gajah tersebut.
"Bupatimu dikasih tahu biar dinasnya diingatkan, replika fosil gajahnya biar tidak sebatas pantes-pantesan saja. Baiknya ada yang ditugaskan untuk berjaga dan membuka setiap hari. Pengunjung biar pada tahu, ini lho Blora punya gajah meskipun hanya replika saja," tandasnya.
Awak media ini beberapa tahun lalu sempat memberikan masukan sekilas kepada pihak Dinporabudpar Kabupaten Blora, kaitan keberadaan replika fosil gajah tersebut supaya ada yang stanby untuk jadi juru kunci.
Saat itu dinas terkait menerima masukan, tapi buktinya sekadar angin lewat belaka. Benar saja, akhirnya ada juga pengunjung yang istilah jawanya "kecelik" ingin tahu informasi dari juru kunci tentang replika fosil gajah tersebut.