Kudus, MEMANGGIL.CO - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah masih melakukan pengkajian terkait wacana penerapan kembali program enam hari sekolah untuk jenjang SMA/SMK.

Kajian tersebut dilakukan dengan menampung berbagai masukan dari masyarakat serta mempertimbangkan dinamika yang terjadi di dunia pendidikan.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyampaikan bahwa pihaknya belum mengambil keputusan final.

”Kami masih mengkaji wacana enam hari sekolah,” ujarnya pada Sabtu (22/11/2025).

Menurutnya, seluruh masukan dari berbagai elemen masyarakat akan menjadi bagian penting dalam proses evaluasi. Isu-isu yang muncul di bidang pendidikan pun akan dipertimbangkan secara menyeluruh sebelum kebijakan baru diterapkan.

”Setiap ada permasalahan di dunia pendidikan akan menjadi bahan evaluasi,” imbuh Sumarno.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menyoroti penerapan kebijakan lima hari sekolah yang bertujuan memberikan waktu lebih bagi anak untuk berkumpul bersama keluarga.

Namun, hasil kajian menunjukkan bahwa banyak orang tua bekerja hingga enam bahkan tujuh hari dalam sepekan.

”Adanya kebijakan lima hari sekolah, ada dua hari libur anak. Maka ada satu hari yang tanpa pengawasan,” jelasnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin menegaskan komitmennya terhadap kesejahteraan anak.

Wacana pengembalian enam hari sekolah ini diharapkan mampu memberikan perlindungan lebih bagi anak, terutama dari potensi aktivitas negatif saat berada di luar pengawasan orang tua.

”Penerapan kebijakan ini tetap akan mempertimbangkan hasil kajian dari para pakar pendidikan, perguruan tinggi, dan juga kalangan dewan,” tambah Taj Yasin.

Kajian tersebut masih berlangsung, dan keputusan final akan diumumkan setelah seluruh aspek dinilai matang oleh Pemprov Jateng.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) masih melakukan pengkajian perihal wacana pengembalian program enam hari sekolah untuk SMA/SMK di Jawa Tengah. Pihaknya masih menampung berbagai masukan.

”Kami masih mengkaji wacana enam hari sekolah” kata Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, Sabtu, (22/11/2025).

Pihaknya menampung berbagai masukan dari elemen masyarakat mengenai wacana tersebut. Hal itu nantinya akan menjadi bahan pertimbangan di pengkajiannya.

”Setiap ada permasalahan di dunia pendidikan akan menjadi bahan evaluasi,” imbuhnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin mengatakan, tujuan utama kebijakan lima hari sekolah untuk memberikan waktu luang kepada anak-anak untuk berkumpul bersama keluarga. Namun, berdasarkan kajian, para orang tua banyak yang bekerja hingga enam bahkan tujuh hari dalam sepekan.

”Adanya kebijakan lima hari sekolah, ada dua hari libur anak. Maka ada satu hari yang tanpa pengawasan,” ucapnya.

Lebih lanjut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin tegas menjalankan komitmen terhadap kesejahteraan anak. Sehingga, kembalinya penerapan enam hari sekolah ini diharapkan memberikan perlindungan kepada anak dari hal negatif saat berada di luar pengawasan orang tua.

”Penerapan kebijakan ini tetap akan mempertimbangkan hasil kajian dari para pakar pendidikan, perguruan tinggi dan juga kalangan dewan,” imbuhnya.