MEMANGGIL.CO - Memasuki musim hujan, sejumlah warga di Kabupaten Blora mulai berburu ungker atau entung jati. Tak terkecuali warga di Desa Nglebur, Kecamatan Jiken, Blora.

Ungker atau entung jati sendiri merupakan kepompong dari ulat. Ulat yang sudah cukup memakan daun jati akan memasuki fase kepompong (pupa) yang kemudian turun ke tanah dengan benang dan mulai membungkus dirinya dengan jaringan kepompong. Kepompong inilah yang kerap disebut ungker atau entung oleh warga setempat.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa ungker atau entung jati merupakan salah satu makanan khas Blora yang tergolong ekstrem. Namun, makanan ini bisa diolah menjadi sajian lezat nan bergizi. Dikutip dari beberapa penelitian, dikemukakan bahwa kepompong ulat jati mengandung asam amino, dan protein hewani yang cukup tinggi.

Selain dikonsumsi karena tingginya nilai gizi, tak jarang warga juga memanfaatkan ungker atau entung jati sebagai mata pencaharian. Pasalnya, ungker jati ini diminati banyak kalangan sehingga memiliki harga jual yang tinggi. Penjual ungker atau entung jati bisa ditemui di sepanjang jalan Blora-Cepu.

Tak berhenti di situ, ternyata momen berburu ungker atau entung jati ini turut menjadi kebahagiaan sendiri bagi anak-anak. Pasalnya, momen tersebut digunakan anak-anak sebagai ladang uang jajan serta menabung.

"Karena kebetulan bersamaan dengan liburan panjang sekolah. Sekali berangkat kurang lebih empat sampai lima jam bisa mencapai 2 Kg. Per satu kilogram bisa mencapai Rp60.000," kata Ayu, salah satu pelajar sekolah dasar (SD) yang turut berburu ungker atau entung jati, Minggu (17/12/2023).

Bagi para pecinta makanan ekstrem, sajian ungker atau entung jati ini bisa menjadi salah satu pilihan kuliner yang bisa dicoba. Disarankan untuk segera berburu ungker di kawasan hutan jati Blora pada musim-musim ini, karena ungker atau entung jati hanya tersedia di musim penghujan. (Sait)