MEMANGGIL.CO - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, menilai insiden pengiriman paket berisi kepala babi kepada media Tempo tidak perlu dibesar-besarkan. Menurutnya hal tersebut justru sesuai dengan tujuan peneror, yakni menyebarkan ketakutan.
Hasan menekankan, tindakan tersebut tidak perlu dipertahankan atau diteruskan agar ketakutan yang diinginkan oleh pelaku teror tidak tercapai.
"Kalau orang kirim (paket) itu sebagai teror, ternyata bahan makanan dia dimasak aja lah. Peneror kan pasti stres kalau bahan kiriman dia dimasak," ujar Hasan, Sabtu (23/3), dilansir Antara.
Hasan menjelaskan bahwa reaksinya ini bertujuan untuk memperkecil dampak ketakutan yang ingin ditanamkan oleh peneror. Dia juga menyatakan bahwa reaksi yang ditunjukkan oleh wartawan Tempo, Fransisca Christy Rosana yang tidak gentar atas teror tersebut sudah tepat, bahkan melalui media sosial, Fransisca menunjukkan sikap yang tidak takut.
"Jangan sampai kita justru ikut membesar-besarkan ketakutan. Itu kan tujuan peneror. Kita harus mengecilkan dia. Jadi cara yang tepat adalah dengan merespons dengan santai," tambah Hasan.
Menanggapi isu kebebasan pers, Hasan menegaskan bahwa hingga saat ini, tidak ada satu pun jurnalis atau media yang dilaporkan karena sikap kritis terhadap pemerintah. Menurutnya, hal ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah tetap mendukung kebebasan pers.

"Enggak ada yang dilarang masuk Istana gara-gara kritis. Enggak ada yang dilarang liputan di kantor-kantor pemerintahan gara-gara kritis," tegas Hasan.
Sementara itu, Dewan Pers meminta agar aparat penegak hukum mengusut tuntas pelaku pengiriman teror berupa kepala babi tersebut, yang ditujukan kepada jurnalis Fransisca Christy Rosana di kantor Tempo, Kamis (20/3).
Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu menegaskan pentingnya penyelesaian kasus ini agar teror serupa tidak terulang di masa depan.
"Dewan Pers meminta agar aparat penegak hukum mengusut tuntas pelaku teror. Jika tidak, ancaman dan teror seperti ini bisa terus berulang," kata Ninik dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (22/3).