MEMANGGIL.CO - Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) HIMATIKA Universitas Muria Kudus (UMK) kembali menghadirkan kegiatan inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat. Mereka sukses menggelar Pendampingan Pojok Etalase Karya di Desa Padurenan, Kudus.

Program ini fokus memperkenalkan keterampilan bordir kepada para pemuda. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Rina Hidayati..

Rina mengatakan, bahwa bordir tidak sekadar keterampilan tradisional, melainkan warisan budaya bernilai tinggi.

“Bordir memiliki potensi besar. Dengan kreativitas anak muda, keterampilan ini bisa berkembang menjadi peluang usaha sekaligus sarana pelestarian budaya,” ujarnya pada Senin (19/8/2025)

Sementara itu, Ketua PPK Ormawa HIMATIKA UMK, Qorri Aina’ Putri, menjelaskan, kegiatan ini bertujuan membuka wawasan pemuda agar lebih mengenal potensi lokal sekaligus mengasah kreativitas mereka.

“Kami ingin pemuda Padurenan tidak hanya melihat bordir sebagai warisan, tetapi juga sebagai keterampilan modern yang bisa dikembangkan menjadi produk bernilai jual,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Padurenan, Thoni Hermawan, yang mengapresiasi pendampingan ini. Pihaknya berharap pemuda kembali tertarik pada bordir.

HUT RI

"sehingga tradisi ini dapat terus dijaga dan dikembangkan. Dengan dukungan perguruan tinggi, kami optimistis potensi lokal bisa semakin dikenal,” katanya.

Selain praktik langsung, para pemuda juga diajak berdiskusi tentang peluang pemasaran produk bordir di era digital. Mahasiswa UMK yang terlibat aktif memberikan pendampingan dalam hal desain, inovasi produk, hingga strategi promosi melalui media sosial.

Hal ini diharapkan dapat menambah wawasan sekaligus memberi bekal nyata bagi pemuda untuk mengembangkan usaha kreatif berbasis budaya.

Antusiasme peserta terlihat dari keaktifan mereka mengikuti setiap sesi. Banyak pemuda yang sebelumnya belum pernah mencoba bordir kini mulai tertarik dan ingin terus berlatih.

Dengan pendampingan ini, diharapkan lahir generasi muda Padurenan yang tidak hanya menjadi agen pelestari budaya, tetapi juga mampu mengembangkan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal melalui seni bordir.