Blora, MEMANGGIL.CO – Program Dokter Spesialis Keliling (Spelling) di Kabupaten Blora terus berjalan dan mendapat sambutan positif dari masyarakat pedesaan. Program yang digulirkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu telah menyasar sejumlah desa terpilih sejak dimulai pada Juni 2025.

Sekretaris Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Blora, Nur Betsia Bertawati, menyampaikan hal tersebut saat ditemui di kantornya, Kamis (7/11/2025).

Menurut Betsia, Kabupaten Blora mendapatkan jatah 41 desa sebagai lokasi kegiatan pelayanan kesehatan spesialis. Pelaksanaan program dilakukan melalui kolaborasi antara Dinkesda Blora, pemerintah desa, puskesmas, kecamatan, serta 10 rumah sakit di wilayah Blora, baik milik pemerintah maupun swasta.

"Dokter spesialis yang turun ke desa ini merupakan tenaga kesehatan yang disiapkan oleh rumah sakit. Setiap lokasi bisa berbeda, tergantung kebutuhan dan kesepakatan jenis spesialis yang dibutuhkan,” jelas Betsia.

Ia menambahkan, jadwal kunjungan dokter tidak bersifat kaku, melainkan ditentukan melalui koordinasi lintas sektor. Setelah seluruh pihak mencapai kesepakatan, jadwal pelaksanaan baru ditetapkan di desa tujuan.

“Tidak bisa diputuskan sepihak. Semua harus disusun bersama sesuai kesiapan desa dan rumah sakit,” tegasnya.

Hingga awal November 2025, Dinkesda mencatat sekitar 25 desa telah dikunjungi, atau lebih dari setengah target yang ditetapkan. Antusiasme masyarakat disebut cukup tinggi.

“Rata-rata 100 hingga 150 warga hadir di setiap kegiatan dokter spesialis keliling. Itu belum termasuk layanan pemeriksaan kesehatan gratis yang juga kami selenggarakan dalam satu rangkaian kegiatan,” ujarnya.

Adapun layanan dokter spesialis yang hadir antara lain spesialis kandungan, penyakit dalam, paru, serta pemeriksaan kesehatan bagi wanita usia subur, termasuk deteksi dini TBC dan kanker serviks. Seluruh layanan tersebut diberikan tanpa dipungut biaya.

Betsia menegaskan, program Spelling menjadi langkah strategis pemerintah dalam memperluas akses layanan kesehatan hingga ke wilayah terpencil.

“Harapannya, masyarakat desa dapat lebih cepat mendeteksi dan mencegah penyakit berisiko tanpa harus jauh-jauh ke kota,” pungkasnya.