Blora, MEMANGGIL.CO – Asap tipis dari pawon tradisional itu menari pelan, membawa serta aroma kacang sangrai dan daun jati yang hangat. Di pagi Randublatung yang masih basah embun, Warung Sego Pecel daun jati Pawon Mbah Minah kembali menjadi pusat perhatian. Kali ini, karena menjadi lokasi sarapan Bupati Blora bersama Kepala BNPT RI, Jenderal Eddy Hartono, pada Kamis (20/11/2025).

Terletak di Jalan Arifin Ahmad, sekitar 200 meter dari perempatan lampu merah Sukarno Hatta, warung sederhana ini sudah lama menjadi ikon kuliner tradisional Blora. Ciri khas penyajian pecel di wadah daun jati bukan hanya unik, tetapi juga memberi aroma wangi alami yang jarang ditemui di daerah lain.

Momen kunjungan itu berlangsung sebelum agenda penandatanganan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Blora, BNPT RI, dan perguruan tinggi se-Kabupaten Blora. Di sela padatnya jadwal, Bupati Blora memilih menghadirkan suasana hangat kampung halaman melalui hidangan legendaris yang sudah puluhan tahun menemani warga Randublatung.

Bagi Jenderal Eddy Hartono, sajian tersebut bukan sekadar sarapan. Putra daerah yang lama merantau itu tampak menikmati setiap suapan sego pecel.

“Luar biasa mantap!” ujarnya spontan, sebuah ungkapan sederhana yang sarat rasa rindu terhadap kuliner masa kecil.

Sego Pecel Mbah Minah memang tak pernah kehilangan pesonanya. Selain pecel dengan bumbu kental dan sayuran segar, deretan lauk pendamping seperti bakwan, oseng-oseng, belado ikan, hingga hidangan khas lain seperti soto, rawon, bakso, dan ayam garang asem, membuat warung ini menjadi tempat favorit pengunjung dari berbagai kalangan.

Warung biasanya mulai buka pukul 07.00, namun variasi menu lengkap baru tersaji sekitar pukul 10.00 hingga malam hari. Meski sederhana, tempat ini telah menjadi bagian dari perjalanan kuliner warga Blora, yakni ruang kecil yang menyimpan cerita pertemuan, nostalgia, hingga momen hangat antara pemimpin dan masyarakat.

Di tengah perkembangan zaman, kuliner tradisional seperti Sego Pecel daun jati Mbah Minah menjadi pengingat bahwa kekayaan rasa Blora tidak hanya hadir dari bumbunya, tetapi juga dari kenangan dan kedekatan yang tercipta di setiap santapannya. Sebuah cita rasa yang membuat siapa pun ingin kembali.