MEMANGGIL.CO - Ketertarikan anak-anak muda di menggeluti dunia politik tampaknya kini menjadi trend positif di Indonesia. Tentu dengan kondisi itu, mementahkan ungkapan bahwa anak muda apatis ke politik tidak sepenuhnya benar.

Sebab masih banyak generasi mileneal yang tetap peduli dan terjun ke bidang politik. Mereka menjadikan dunia politik sebagai alat memperjuangkan masyarakat, serta titian karier buat masa depan anak-anak muda.

Salah seorang anak muda yang memiliki ketertarikan pada politik, yakni seperti Fendy Adsa Aditya Utama. Pemuda asal Kudus Jawa Tengah yang baru saja lulus kuliah ini, memilih mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg) dari PDI Perjuangan.

Adsa demikian sapaan akrabnya, pun berkomentar bahwa tak seharusnya anak-anak muda antipati dengan politik. Terlebih sistem pemerintahan dan kebijakan di Indonesia juga dipengaruhi akan politik.

"Saatnya justru anak-anak muda memberikan warna. Anak muda memiliki semangat keterbukaan. Kita bisa menyerap apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Apalagi di era modern dan global, pemikiran anak muda tentu dibutuhkan," kata Fendy.

Adsa mengaku memiliki ketertarikan pada kemanusiaan dan sosial dalam arah politiknya kedepan, saat obsesinya teraih duduk di kursi parlemen.

[caption id="attachment_13418" align="aligncenter" width="858"] Sejumlah mobil jenazah dihibahkan agar bisa dimanfaatkan gratis oleh masyarakat.(Memanggil.co/Ist)[/caption]

Kini untuk mendulang simpati para konstituennya di daerah pemilihan Kecamatan Kota Kudus dan Kecamatan Jati, ia mengaku siap obral sejumlah mobil jenazah. Tak sekedar janji saja, mobil jenazah yang dihibahkan cuma cuma ini agar bisa dimanfaatkan secara gratis oleh masyarakat.

"Ini menjadi bukti kami tak sekadar janji. Meskipun saat ini baru tahapan sebagai caleg, kami ingin memberi manfaat nyata kepada masyarakat," terang Adsa.

Strategi obral hibah mobil jenazah sengaja disiapkannya, lantaran saat dia bersosialisasi mendapatkan aspirasi masyarakat terkait layanan kesehatan. Dimana salah satunya pentingnya mobil jenazah bagi warga.

"Kami berharap mobil jenazah ini bisa dimanfaatkan warga secara gratis. Jadi jika ada warga kurang mampu, tak perlu kebingungan untuk mendapatkan layanan mobil jenazah. Kami pastikan gratis hingga sopirnya," imbuhnya.

Keberadaan mobil jenazah tersebut salah satunya ditempatkan di Masjid Baitul Maqdis, Dukuh Singopadon, Desa Singocandi, Kecamatan Kota dan daerah lain. Kehadiran mobil social tersebut boleh dimanfaatkan warga Kudus.

"Meskipun kami titipkan melalui masjid, namun untuk operasional telah kami siapkan. Termasuk untuk perawatan kendaraan. Jadi tidak menyulitkan masjid," paparnya.

Selain sejumlah mobil jenazah, Adsa mengaku segera menyediakan mobil ambulance untuk warga lainnya. Selain itu juga menyediakan klinik kesehatan bagi warga.

"Kami juga ingin menyiapkan akses kesehatan yang mudah bagi warga. Kemanusiaan dan sosial menjadi tujuan kami," ucap alumni Fakultas Hukum Universitas Muria Kudus (UMK) ini.

Meski baru berusia 21 tahun, namun Adsa telah memiliki sejumlah pengalaman dalam hal politik. Dia juga telah lama terjun di Komunitas Juang yang merupakan organisasi sayap partai PDI Perjuangan.