MEMANGGIL.CO - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Blora tengah mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) agar berperan aktif dalam mendukung program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG).
Diketahui, program yang diinisiasi oleh pemerintah pusat ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi di desa-desa melalui pemanfaatan potensi lokal.
Menurut Kepala Dinas PMD Blora, Yayuk Windarti, melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa, Sukiran, mengatakan BUMDes yang ingin terlibat dalam program MBG harus memenuhi sejumlah persyaratan administratif yang bertujuan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas.
BUMDes harus berbadan hukum, memiliki NPWP, Administrasi Hukum Umum (AHU), dan memiliki kemampuan untuk memasarkan produk melalui LPSE. Semua itu penting agar semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan jelas dan sesuai aturan, ujar Sukiran, ditulis Kamis (13/2/2025).
Inisiatif Dinas PMD Blora
Adapun Dinas PMD tengah melakukan berbagai inisiatif, seperti pendaftaran badan hukum untuk BUMDes yang belum memilikinya dan penyusunan e-katalog untuk mempermudah distribusi produk. Selain itu, sosialisasi kepada BUMDes di tingkat desa juga gencar dilakukan untuk memastikan kelancaran implementasi program.Proses sosialisasi ini tidak hanya mencakup BUMDes desa, tetapi juga BUMDesMa LKD. Kami juga membantu penyusunan peraturan desa yang sesuai dengan AD/ART dan SOP kegiatan, tambah Sukiran.
Dalam skema program ini, lanjutnya, BUMDes dan (BUMDesMa) akan bertindak sebagai penyedia bahan pangan utama, sementara BUMDes desa bertugas untuk memproduksi dan mendistribusikan makanan. Dikatakan, Kabupaten Blora memiliki 14 BUMDesMa yang tersebar di berbagai kecamatan, dengan pengecualian Kecamatan Cepu dan Blora yang menggunakan format Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM).
Menurutnya, program ini juga memiliki fokus besar pada pemberdayaan masyarakat desa melalui pemanfaatan hasil bumi dan produk lokal. BUMDesMa akan menyediakan bahan pangan seperti beras, bawang merah, telur, dan daging, yang diperoleh langsung dari petani dan peternak lokal. Hal ini diharapkan dapat memperkuat perekonomian desa sekaligus memastikan perputaran uang tetap berada di wilayah tersebut.
Dengan memanfaatkan produk lokal, kami ingin memastikan bahwa manfaat ekonomi dari program ini langsung dirasakan oleh masyarakat desa, baik petani, peternak, maupun pelaku usaha kecil lainnya. Ini adalah langkah besar untuk meningkatkan kesejahteraan desa melalui pemberdayaan ekonomi lokal, pungkas Sukiran.