MEMANGGIL.CO - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi kembali meningkat. Tercatat terjadi 17 kali gempa guguran dengan jarak luncur maksimum hingga 1.500 meter ke arah Kali Krasak pada hari Jumat 30 Mei 2025. Gempa-gempa tersebut memiliki amplitudo 1-6 mm dengan durasi 50,48 hingga 170,25 detik.
Data dari magmaesdm menyebutkan, selain itu, teramati satu kali guguran lava pijar ke arah yang sama, memperkuat indikasi adanya suplai magma aktif di tubuh gunung.
Kondisi Visual dan Cuaca Gunung Merapi
Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Kabupaten/Kota Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten (Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah), terpantau dalam kondisi visual yang jelas. Terlihat asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi sekitar 25 meter dari puncak.
Cuaca di sekitar gunung cerah dengan angin tenang mengarah ke barat. Suhu udara berkisar 18,3–19,9°C, kelembaban 66,8–78,3%, dan tekanan udara 874,7–918,2 mmHg.
Aktivitas Seismik Lainnya
Selain gempa guguran, tercatat juga:
35 kali gempa hybrid/fase banyak, dengan amplitudo 2–16 mm, S-P 0,2–0,7 detik, dan durasi 5,77–15,35 detik.
Potensi Bahaya dan Imbauan untuk Warga
Berdasarkan data pemantauan, suplai magma di tubuh Gunung Merapi masih berlangsung dan dapat memicu awanpanas guguran (APG). Berikut potensi bahaya yang diidentifikasi:
Guguran lava dan APG pada sektor selatan-barat daya:
Sungai Boyong (maksimal 5 km)
Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (maksimal 7 km)
Sektor tenggara:
Sungai Woro (maksimal 3 km)
Sungai Gendol (maksimal 5 km)
Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat mencapai radius 3 km dari puncak.
Rekomendasi untuk Masyarakat
Tidak melakukan aktivitas di zona potensi bahaya.
Waspada terhadap lahar dan awanpanas guguran, terutama saat hujan.
Antisipasi dampak abu vulkanik terhadap kesehatan dan aktivitas harian.
Pantau informasi resmi dan terkini dari pihak berwenang karena status aktivitas Gunung Merapi dapat berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan aktivitas vulkanik.