MEMANGGIL.CO – Di sebuah balai desa yang sederhana di Gedongsari, Kecamatan Banjarejo, suasana Jumat pagi (24/10/2025) itu terasa berbeda.
Para warga tampak antusias menyambut kedatangan Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, S.IP., M.Si. Bukan sekadar kunjungan biasa, hari itu menjadi momen penting bagi para pembudidaya ikan lokal, mereka mendapat suntikan semangat baru lewat bantuan modal usaha dari Pemerintah Kabupaten Blora.
Kegiatan yang berlangsung hangat itu dihadiri langsung oleh Bupati bersama jajaran Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Blora. Dalam kesempatan tersebut, Bupati menyerahkan bantuan senilai Rp44,5 juta kepada tiga kelompok tani pembudidaya ikan (Pokdakan) dari Gedongsari dan satu Pokdakan dari Palon, Kecamatan Jepon.
Bantuan itu diberikan setelah melalui survei lapangan, memastikan kelompok penerima siap menjalankan usaha secara mandiri.
Bupati Arief Rohman menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah daerah untuk memperkuat ekonomi masyarakat melalui sektor perikanan.
Sebelumnya, program serupa telah sukses dijalankan di Desa Andongrejo dan Panolan.
“Setelah sukses membentuk kelompok tani ikan lele di Andongrejo dan Panolan, kini kami lanjut merintis di Gedongsari dan Palon. Bantuan ini baru berupa peralatan secara simbolis, nanti saat panen kita lihat hasilnya,” ujar Arief.
Menurutnya, bantuan ini bukan sekadar pemberian modal, tetapi sebuah “pancingan” agar masyarakat desa lebih berani dan percaya diri memulai usaha.
“Sudah ada contohnya di Panolan, dulu hanya 12 kolam, sekarang berkembang jadi 300 kolam. Luar biasa. Harapannya, dari tiga kelompok di sini bisa berkembang jadi ratusan kelompok ke depannya,” katanya penuh semangat.
Sektor perikanan, lanjut Bupati, memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Blora. Saat ini, produksi ikan lokal baru mampu memenuhi sekitar 40 persen kebutuhan pasar.
Sisanya masih didatangkan dari luar daerah. “Jadi jangan takut susah pemasaran. Peluangnya masih sangat besar,” tegasnya.
Selain berfokus pada peningkatan produksi, pemerintah juga mulai menyiapkan langkah agar hasil budidaya ikan lele dapat masuk dalam program Menu Blora Guyub (MBG), sebuah inisiatif penyediaan konsumsi berbasis bahan pangan lokal.
“Bukan tidak mungkin nanti menu olahan lele bisa masuk ke MBG. Kami akan minta agar bahan baku seperti beras, lauk pauk, hingga ikan diambil dari hasil produksi masyarakat sendiri,” jelas Arief.
Bagi warga Gedongsari, kehadiran program ini bukan hanya soal bantuan finansial, tetapi juga harapan baru. Di tengah keterbatasan ekonomi desa, kolam-kolam lele yang mulai dibangun seolah menjadi simbol semangat kemandirian.
Menutup sambutannya, Bupati berharap agar bantuan tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan membuka lapangan kerja baru.
"Semoga dari tiga kelompok ini nanti bisa berkembang menjadi 300. Karena kebutuhan ikan lele dan nila di Blora masih tinggi. Kami akan terus dorong agar desa-desa mampu menghasilkan produk lokal unggulan,” pungkasnya.
Di Gedongsari, air kolam kini bukan hanya tempat ikan tumbuh, tetapi juga cermin tekad masyarakat desa untuk bangkit dan mandiri. Dari gelembung kecil di permukaan kolam, harapan ekonomi baru perlahan muncul, dimulai dari seekor lele.