MEMANGGIL.CO - Rasanya nikmat dan menggugah selera makan. Namanya Lontong Tuyuhan, salah satu kuliner khas asal Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Kuliner ini menjadi rujukan banyak orang dalam maupun luar daerah. Bagi yang ingin merasakan kelezatannya, lokasinya mudah dicari lantaran banyak warung lontong tersebut di Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur.
"Saya beberapa kali sudah mencoba. Rasanya memang bikin nagih. Itu lokasi warung-warungnya mudah ditemukan di pinggir jalan raya," ujar Warga Rembang, Huda kepada wartawan dalam sebuah kesempatan, ditulis Sabtu (16/09/2023).
Nama Desa Tuyuhan sendiri disebut sangat erat hubunganya dengan sejarah perkembangan Islam di tanah Jawa. Kemudian istilah nama kuliner Lontong Tuyuhan mulai ada, seiring dengan kisah terjadinya desa tersebut.
"Istilah Lontong Tuyuhan seiring adanya nama Desa Tuyuhan. Ya, tentu sebelum saya, orang tua saya lahir," katanya.
Blacak Ngilo di Era Wali Songo
[caption id="attachment_8774" align="aligncenter" width="479"]
Menurut sumber cerita tutur masyarakat yang berkembang dan mengedar luas diketahui tim Memanggil.co Biro Rembang, konon pernah ada suatu peristiwa pedagang candu di era sejarah wali songo (wali sembilan).
Legendanya Sunan Bonang sedang mengejar dan ingin menangkap pedagang candu yang bisa merusak mental manusia dan dilarang agama. Pedagang itu bernama Blacak Ngilo.
Hingga pada suatu hari, bertemulah Sunan Bonang dengan Blacak Ngilo dan terjadilah perselisihan antara keduanya. Setelah sempat berselisih, Blacak Ngilo berhasil melarikan diri.
Singkat cerita, Blacak Ngilo sampailah di suatu tempat yang pada saat itu sedang kelelahan. Ia tak kuasa menahan perutnya yang mulai keroncongan, dan melihat ada pedagang lontong yang masih berjualan.
Ia pun menghampiri dan kemudian berlanjut makan. Namun di tengah - tengah keasyikannya menikmati lontong, tiba-tiba Blacak Ngilo dikejutkan dengan kedatangan Sunan Bonang yang sampai juga di tempat itu.
Tak pelak rasa takut yang menyelimuti hati Blacak Ngilo tak lagi terbendung untuk disembunyikan. Hingga saking takutnya, ia pun sampai kepuyuh-puyuh (ngompol, red) sebelum akhirnya dapat melarikan diri lagi.
Dari kejadian itu, Sunan Bonang kemudian menamakan tempat tersebut dengan nama 'Tuyuhan' yang akhirnya mulai saat itu juga lahirlah sebutan 'Lontong Tuyuhan' pada setiap kuliner lontong yang asalnya dari Desa Tuyuhan.