MEMANGGIL.CO - Dua alumni Omah Dongeng Marwah (ODM) Kudus, Jawa Tengah berhasil meraih Juara 2 Nasional Monolog di ajang Festival Kesenian Indonesia 2023. Mereka adalah Orion Bima Wicaksana dan Ervina Dwi Setyaningrum, yang meraih juara kategori Sutradara dan kategori Aktor.

Orion dan Vania merupakan alumni ODM yang menjadi kontingen dari Institut Seni Indonesia Surakarta. Mereka berdua aktif teater sejak sejak sekolah di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKMB) ODM Kudus.

Keberhasilan keduanya turut membanggakan ODM dan Kabupaten Kudus. Dalam Festival dua tahunan di Institut Seni Indonesia Denpasar, Bali itu diikuti berbagai Perguruan Tinggi Seni se-Indonesia, Jumat 27 Oktober 2023.

Selain lomba monolog, festival kesenian itu juga menghelat berbagai lomba seni seperti lomba melukis, fotografi, film pendek, tatah kulit, sketsa arsitektur, poster, art fashion, menyanyi solo, musik kontemporer, tari kontemporer, dan monolog.

Melalui naskah monolog Tolong karya N.Riantiarno, mereka mengisahkan perjalanan penuh penderitaan Atikah, seorang pekerja migran yang mempunyai harapan besar agar dapat memperbaiki kehidupan yang lebih baik.

Yang terjadi, ia justru dibenturkan pada kenyataan bahwa ia telah terjebak dalam jeratan siksaan dan ketidakadilan di negeri orang, ungkap Orion.

Lebih lanjut, Orion menceritakan, di tengah keterasingan dan keputusasaan, Atikah terus mencari harapan dan mempertahankan tekadnya untuk bertahan hidup, hingga nanti kembali ke Indonesia dan bertemu Mudasir suaminya, Mak dan Bapak.

Sementara, pada panggung pementasan, Orian selaku sutradara menghadirkan bentuk seorang perempuan yang terkurung di dalam sebuah box jeruji besi dengan kondisi leher yang selalu terikat oleh rantai di atas panggung.

Ia menggambarkan ironi, keterasingan, dan keterbelengguan Atikah yang diperankan oleh Ervina, sambung Orion.

Sebelum kuliah di Institut Seni Indonesia Surakarta, Orion dan Vina pernah terlibat dalam pementasan beberapa lakon selama di PKBM Omah Dongeng Marwah, antara lain ANANG-ING MURIA karya Tiyo Ardianto (2018-2019) dan DONG-Eng? karya Ervina Dwi Setyaningrum (2019), D.O.N.G.E.N.G karya Orion Bima Wicaksana