MEMANGGIL.CO - Di dunia perkuliahan, biasanya mahasiswa dikategorikan menjadi dua kelompok, yakni mahasiswa akademis dan aktivis. Lantas harus pilih yang mana?

Mahasiswa Akademis

Mahasiswa akademis, mereka seperti mahasiswa pada umumnya yang menghabiskan waktu untuk urusan perkuliahan. Biasanya, kegiatannya diisi dengan program kuliah, belajar, mengerjakan tugas, membuat laporan, praktikum, hingga presentasi.

Mahasiswa akademis akan menjadikan kuliah sebagai prioritas utama. Kelebihan mahasiswa akademis adalah  bisa fokus menambah ilmu pengetahuan serta mendapat nilai yang memuaskan atau sering dikenal dengan sebutan cumlaude. Selain itu, mereka tidak keteteran dan lebih terstruktur dalam kuliah dan mengatur waktu.

Di sisi lain, mahasiswa akademis memiliki kelemahan, yakni hanya fokus dipelajaran dan mengejar nilai saja. Tidak menutup kemungkinan saat terjun ke masyarakat akhirnya timbul sikap egois, acuh, kurang peka terhadap keadaan sekitar, bahkan canggung atau panik dan emosi ketika dihadapkan dengan permasalahan yang ada.

Mahasiswa Aktivis

Mahasiawa aktivis, mereka adalah mahasiswa yang terjun dalam masyarakat. Hal demikian dilakukan di luar kegiatan akademiknya. Tujuannya adalah untuk berperan langsung serta turut memperjuangkan keadilan melalui pengawalan-pengawalan kasus di segala aspek, baik ekonomi, sosial, budaya, maupun politik.

Kelebihan mahasiswa aktivis adalah memungkinkan mereka untuk mengambil peran aktif dalam permasalahan sosial yang mungkin terjadi. Bukan hanya menjalani peran sebagai pelajar, tetapi juga bagian dari masyarakat yang membantu tegaknya keadilan. Selain itu menjadi mahasiswa aktivis juga membawa keuntungan lain di antaranya memperluas relasi, pengalaman, dan pengetahuan yang kadang tidak didapat dalam ruang kelas.

Di sisi lain, mahasiswa aktivis juga punya kelemahan. Terkadang mereka jarang bisa membagi waktu, istilahnya jarang bisa memanajemen waktu di antara organisasi dengan tugas-tugas kuliah.

Pilih Mana?

Menjadi mahasiswa akademis atau menjadi mahasiswa aktivis, sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan. Tergantung teman-teman lebih cenderung ke mana. Sebab, tidak ada yang lebih hebat atau lebih bergengsi.

Idealnya, tentu saja teman-teman memiliki nilai IPK tinggi bahkan cumlaude, akan tapi juga aktif di organisasi. Sehingga bekal hard skill (kemampuan akademis) dan soft skill (non akademis) dapat terlatih dengan baik. Keduanya sama-sama penting sehingga harus diperjuangkan.

Penulis: Irma Ardiana

Editor: Ma'rifah Nugraha