MEMANGGIL.CO - Salah satu warga Desa Bandungrojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, memberikan informasi ke tim Memanggil.co mengenai perangkat desanya yang jarang masuk ke kantor desa.

Dewi Nur Halimah memberikan informasi itu lantaran dirinya geram melihat oknum perangkat desa itu jarang ke kantor. Dirinya sempat menegur dan melaporkan alis wadul ke kepala desa, ke pihak kecamatan, hingga ke pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Blora.

Perangkat desa yang dilaporkan itu berinisial J dan NR. Melihat perangkat desa yang jarang masuk itu, dirinya saat musyawarah desa (musdes) juga tidak menjumpai perangkat desa tersebut turut hadir.

Jarang hadirnya perangkat desa tersebut dan tetap mendapatkan gaji, dirinya mengatakan bahwa gaji yang diberikan ke perangkat desa tersebut merupakan gaji kurang jelas alias gaji buta.

"Itu langsung tak tegur, terus dilaporkan ke kades, dan saat musdes juga sama itu juga gak pernah masuk, tetapi kok tetap menerima gaji, itu kan gaji buta," jelas Halimah saat dihubungi pada Kamis (17/4/2025).

Mengenai kehadiran oknum perangkat desa tersebut, Halimah merasa tidak melihat perangkat desa hadir di kantor desa.

Kemudian mengenai alasan tidak masuk, menurutnya perangkat desa berinisial J sempat mengidap sakit, namun saat ini sudah sembuh dan malah sering terlihat di sawah.

"Kurang jelas sih, dulu emang pernah sakit, kan sekarang udah Sehat. Bolak-balik ke sawah juga. Emang gak pernah masuk. Dan dirumah juga," tambahnya.

Halimah juga menceritakan saat menjadi anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS), dirinya melihat J di rumah terlihat sehat.

"Kalau dulu saya jadi anggota PPS, dirumah juga sehat kok," paparnya.

Sedangkan perangkat desa berinisial NR, menurut Halimah, rumahnya beda dukuh, dan NR itu tidak mengidap penyakit.

"Kalau pak NR itu beda dukuh, dirinya juga sehat enggak sakit kok," jelasnya.

Halimah juga menegaskan bahwa dirinya seringkali tidak menjumpai oknum perangkat desa tersebut di kantor. Namun, dirinya hanya melihat perangkat desa lainnya walaupun hanya sejam saja.

"Wah bolak-balik pak, tapi lainnya kan masih terlihat walaupun satu jam, dua jam, tiga jam. Kalau itu tidak pernah masuk lo pak," ucapnya.

Halimah juga mengaku juga melaporkan langsung ke Kepala Dinas PMD, Yayuk Windrati. Adanya laporan yang disampaikan, Halimah berharap pihak perangkat desa tersebut agar mendapatkan pembinaan secara serius.

"Itu dibina, tapi kan sudah dipanggil camat tapi tidak ada perubahan. Harusnya kan ada perubahan, kalau ada perubahan dilanjutkan jabatannya," tuturnya.

Lebih lanjut, Halimah menginginkan jika perangkat desa yang tidak disiplin dalam bekerja, dirinya berharap supaya mengundurkan diri saja.

"Kalau enggak sanggup ya mengundurkan diri secara terhormatlah, yang ingin jadi perangkat desa juga banyak, dari pada dapat gaji buta. Nyatanya dia juga enggak sakit," paparnya.

Tanggapan Kades Bandungrojo

Sementara itu, Kepala Desa Bandungrojo, Ahmad Nuruddin saat dikonfirmasi, menjelaskan bahwa masyarakatnya yang lebih mengetahui ketika meminta pelayanan.

Dirinya juga mengatakan bahwa dalam keseharian ia seringkali ke kantor namun tidak selalu stanby di kantor, jadi dirinya kurang mengetahui.

"Mungkin masyarakat lebih tau mas ketika minta pelayanan, saya memang tiap hari di kantor, tapi saya kan tidak selalu stanby di kantor. Jadi gak begitu tau, dan saya shift agar selalu ada perangkat dan warga gak kecelek (kecewa) Mas," katanya.