MEMANGGIL.CO – Pembangunan Bendungan Randugunting kini menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan kemandirian pangan dan ketahanan air di Kabupaten Blora. Bupati Blora, Arief Rohman, menyatakan dukungannya terhadap pembentukan Komisi Irigasi sebagai upaya konkrit dalam mendukung program nasional ketahanan pangan yang selaras dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Komisi Irigasi untuk Optimalkan 183 Daerah Irigasi
Dalam keterangannya, Bupati Arief menegaskan pentingnya Komisi Irigasi dalam memaksimalkan pengelolaan 183 daerah irigasi yang tersebar di Blora, termasuk DI Gabus di wilayah kota yang dapat mengairi sekitar 345 hektare sawah.
“Jika ada wilayah yang potensial dibangunkan irigasi baru, tolong dipetakan agar bisa diusulkan ke provinsi maupun pusat. Fokus kita sekarang adalah ketahanan pangan,” tegas Bupati Arief di Blora akhir Mei 2025.
Selain optimalisasi irigasi yang sudah ada, Bupati juga mendorong sinergi antara Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan dinas teknis untuk menjaga kekompakan serta keberlanjutan program pertanian.
Peran Strategis Bendungan Randugunting untuk Blora dan Rembang
Bendungan Randugunting menjadi proyek vital dalam mendukung upaya tersebut. Berlokasi di perbatasan Blora dan Rembang, bendungan dengan kapasitas tampung 14,43 juta m³ ini resmi rampung lebih cepat 10 bulan dari target kontrak, menjadikannya bendungan ke-14 yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo sejak 2021 silam.
Beberapa manfaat utama Bendungan Randugunting antara lain:
Mengairi lahan pertanian seluas 630 hektare
Mengurangi risiko banjir hingga 81,42 m³/detik
Menyuplai air baku sebesar 200 liter/detik
Berfungsi sebagai sarana konservasi air dan pariwisata
Potensial dikembangkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung
Sebelumnya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa bendungan ini dirancang sebagai solusi jangka panjang bagi daerah rawan air seperti Blora dan Rembang.
"Selain untuk irigasi dan air baku, kita juga melihat potensi besar dari bendungan ini untuk pengembangan energi terbarukan lewat floating solar panel,” ujar Menteri Basuki.
Investasi Infrastruktur Strategis dari APBN
Pembangunan bendungan yang dimulai sejak 2018 ini berada di bawah pengawasan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR. Proyek senilai Rp880 miliar ini dilaksanakan oleh konsorsium PT Wijaya Karya – PT Andesmont Sakti (KSO).
Dengan luas genangan mencapai 187,19 hektare, bendungan ini tidak hanya menambah cadangan air dan mendukung swasembada pangan, tetapi juga mampu menurunkan risiko banjir di wilayah hilir secara signifikan, dari 4.604 hektare menjadi 2.285 hektare terdampak.
Pembangunan Bendungan Randugunting menandai transformasi Blora menuju kemandirian pangan, ketahanan air, dan bahkan energi. Dukungan pemerintah daerah terhadap Komisi Irigasi memperkuat posisi Blora sebagai salah satu kabupaten yang serius dalam mewujudkan target nasional di sektor pertanian dan infrastruktur.