MEMANGGIL.CO - Kuliner Nusantara selalu berhasil menggugah selera bukan hanya lewat cita rasa, tetapi juga melalui sejarah dan makna budaya di balik setiap suapan. Banyak nama makanan khas daerah yang terdengar unik, bahkan sering menimbulkan rasa penasaran tentang asal-usulnya, (5/11/25).
Ternyata, sejumlah kuliner populer Indonesia memiliki cerita menarik yang menjadi bagian dari perjalanan tradisi, budaya, dan kreativitas masyarakat lokal. Momentum libur akhir tahun pun menjadi waktu tepat untuk melakukan “gastro trip” dan mencicipi makanan ini langsung dari daerah asalnya.
Berikut beberapa kuliner Nusantara dengan asal-usul nama yang unik dan bikin makin cinta dengan ragam budaya Indonesia:
Cuanki – Bandung
Banyak yang mengira Cuanki berasal dari singkatan “cari uang jalan kaki.” Namun, nama cuanki diyakini berasal dari bahasa Hokkien: Choan Kie, yang berarti banyak rezeki. Hidangan khas Bandung ini berupa semangkuk bakso, siomay, dan tahu kuah gurih hangat yang kerap dijajakan keliling.
Pempek – Palembang
Konon, pempek awalnya disebut kelesan, yakni olahan ikan yang bisa disimpan lama. Seiring waktu, sebutan itu berubah karena para pembeli sering memanggil sang penjual keturunan Tionghoa dengan sebutan “Apek”—hingga terdengar, “Pek… mpek…”.
Kini pempek menjadi ikon kuliner Sumatra Selatan, lengkap dengan cuko pedas manisnya.
Perkedel – Jawa & Sumatra
Banyak yang mengira perkedel berarti “persatuan kentang dan telur.” Faktanya, nama ini berasal dari hidangan Belanda frikadel, yang kemudian bertransformasi menjadi kentang tumbuk berbumbu dan digoreng hingga berwarna keemasan.
Es Doger – Cirebon
Kerap dianggap singkatan dari “es dorong gerobak,” padahal kata doger diyakini berasal dari pertunjukan seni tradisional doder atau doger di Cirebon. Warna merah muda lembut dan topping kelapa serta tape menjadikan es doger manis, segar, dan ikonik hingga ke Jakarta.
Kue Kipo – Kotagede, Yogyakarta
Nama kipo muncul dari spontanitas para pembeli yang penasaran, bertanya “Iki opo?” atau “Ini apa?” Bentuk mungil berisi kelapa manis dan aroma harum panggangan menjadikan kue ini legenda kuliner Kotagede yang menandai rasa ingin tahu dan keramahan budaya Jawa.
Ketupat – Jawa & Nusantara
Kupat atau ketupat tak sekadar makanan Lebaran. Filosofinya mendalam, berasal dari pepatah Jawa:
“Ngaku lepat, laku papat.”
Artinya mengakui kesalahan dan menjalankan empat prinsip hidup. Anyaman janur menjadi simbol silaturahmi, sedangkan putih nasi melambangkan hati yang kembali suci.
Kue Putu – Jawa
Walau kini sering diplesetkan menjadi “pencari uang tenaga uap,” putu telah tercatat dalam Serat Centhini tahun 1814. Kue berbahan tepung beras isi gula merah yang dimasak dengan uap ini selalu memikat melalui aroma pandan dan suara khas uap bambu di jalanan malam.
Mengunjungi kota asal kuliner Bandung, Palembang, Cirebon, Yogyakarta, hingga Jawa pesisir bukan hanya tentang mencicipi makanan, tetapi juga merasakan sejarah, budaya, dan kearifan lokal yang tersimpan di balik setiap piring.