MEMANGGIL.CO - Sejumlah pimpinan pondok pesantren (ponpes) dan tokoh agama di Kabupaten Pati Jawa Tengah, sepakat menyatakan dukungannya kepada pernyataan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo. Yakni mendukung pernyataan Kapolri terkait kewaspadaan bangkitnya sel-sel tidur yang terafiliasi dengan teroris.

Para tokoh agama menilai bahwa pernyataan orang nomor satu di tubuh Polri itu, bukan untuk pengalihan isu terkait polemik di Mahkamah Konstitusi (MK). Namun analisa Kapolri soal kewaspadaan pergerakan teroris sudah berdasarkan kajian mendalam.

Para tokoh agama yang mendukung pernyataan Kapolri, yakni KH. Nur Khosim Al Hafidz selaku Pengasuh Ponpes Nur Amalia Kelurahan Pati Wetan, KH. Ahmad Nadhib Abdul Mujid dari Ponpes Nahdlatul Tolobin Kecamatan Tayu dan KH. Hepy Iriyanto selaku Pengurus Gusdurian Kota Pati.

Dukungan serupa juga datang dari KH. M. Rohim selaku Pengasuh Ponpes Wahid Hasyim Muktiharjo, Ustadz Suherminto pengurus Jamaah Manaqib Jawairul maani Kabupaten Pati dan KH. Jafar Sodik pengasuh Ponpes Al Istiana Plangitan.

Mereka mendatangi Mapolresta Pati sebagai bentuk dukungan kepada Kapolri, Sabtu (3/11/2023). Para tokoh agama itu menyebut sosok Listyo Sigit Prabowo tidak asing bagi masyarakat Kabupaten Pati, karena pernah menjabat menjadi Kapolres Pati pada 2009 silam.

Enam ulama asal Pati ini mendukung penuh pernyataan Kapolri terkait kemungkinan bangkitnya sel-sel teroris di Indonesia. Kebangkitan sel-sel teroris tersebut menyusul aksi biadab Zionis Yahudi Israel terhadap warga Palestina di jalur Gaza.

Menurut saya, statemen Kapolri itu tentunya  sudah melalui kajian yang sedemikian rupa. Sehingga apa yang disampaikan dapat  dipertanggungjawabkan kebenarannya, ujar KH. Nur Khosim Al Hafidz dalam keterangan tertulis secara resmi melalui Humas Polres Pati.

Secara pribadi maupun kelembagaan, Nur Khosim mendukung  sikap Kapolri yang meminta agar semua masyarakat Indonesia tetap waspada dari bahaya terorisme.

Dengan kewaspadaan ini tentunya kita akan bisa menciptakan situasi Indonesia yang aman dan kondusif, kata Nur Khosim.

Nur Khosim juga mempertanyakan penilaian negatif atas pernyataan Kapolri tersebut, yang dilontarkan oleh Rieke Diah Pitaloka salah seorang anggota DPR RI dari Fraksi PDIP. Anggota legislatif menilai bahwa pernyataan Kapolri itu sebagai upaya pengalihan isu terkait keputusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Pernyataan Kapolri ini justru ditanggapi negatif oleh salah seorang anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, yang seolah-olah itu hanya pengalihan isu dari  dari keputusan MK. Saya yakin pernyataan Kapolri punya dasar yang kuat bahwa perang antara Israel dan Hamas bisa membangkitkan sel-sel yang berafiliasi dengan teroris di Indonesia, paparnya.

Atas analisa itu, Kapolri memerintahkan seluruh jajaran Polri agar mewaspadai dampak serangan Israel ke Palestina di jalur Gaza. Yakni terhadap kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat.

Dampak dari perang Israel dan Palestina tentunya bisa membangkitkan sel-sel yang terafiliasi dengan terorisme di tanah air. Karena itu, kita harus waspada, pungkasnya.