MEMANGGIL.CO - Masyarakat Blora, Jawa Tengah, banyak yang tahu terkait sirine tua di rumah dinas Bupati Blora. Pasalnya, saban tahunnya wartawan lokal hingga nasional banyak yang memberitakan keberadaan peninggalan zaman kolonial Belanda tersebut.

Menurut catatan yang dibuat wartawan media ini pada beberapa tahun lalu, bahwa sirine tua tersebut difungsikan sebagai pengingat imsak dan berbuka puasa bagi masyarakat Blora, dan sekitarnya.

Sirine tua tersebut memiliki tinggi tiang sekitar 15 meter terbuat dari besi. Yang mana, pada bagian atas tiang berbentuk bulatan yang didalamnya berisi kumparan. Menyalakannya sendiri masih dengan cara manual memakai handel. Butuh daya besar agar sirine ini bisa berbunyi 'Nguuk'.

Sirine tua tersebut, awal difungsikan kembali untuk penanda bulan Ramadan pada masa kepemimpinan Bupati Blora H Soemarno tahun 1979-1989, atas usulan para ulama Blora. Sebelum itu, dulunya digunakan sebagai penanda kalau ada darurat.

Selain difungsikan saat bulan Ramadan, sirine tua tersebut juga dibunyikan oleh petugas Satpol PP yang piket di rumah dinas Bupati Blora saat momen-momen seperti upacara hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Jadi Rujukan Warga

Menurut salah seorang warga Blora, bahwa bunyi sirine tua tersebut cukup keras dan sampai terdengar dari rumahnya di Kelurahan Tegalgunung, Kecamatan Blora Kota.

"Bunyi 'Nguuk' itu seolah mengingatkan kita bahwa waktu berbuka puasa telah tiba," ucap Ayu, ditulis Jumat (07/04/2023).

Alumni MAN Blora ini mengatakan, bunyi sirine tua tersebut selalu mendahului suara azan Maghrib. Pasalnya, suaranya sering menjadi rujukan masjid dan musala.

"Sirine berbunyi, Masjid Agung Baitunnur seketika langsung mengumandangkan azan maghrib," kata Ayu.

Silakan baca Berita dan Artikel lainnya di Google News