MEMANGGIL.CO - Pemerintah Swiss melalui proyek Renewable Energy Skills Development (RESD) menyelenggarakan "Training of Trainers (ToT) Konstruksi dan Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) bagi 20 dosen dari lima politeknik. Pelatihan yang berlangsung di Politeknik Negeri Ujung Pandang ini dilaksanakan selama dua minggu, dari 1 hingga 12 Juli 2024.

Proyek RESD merupakan kerja sama pembangunan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Swiss yang bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja terampil di bidang perencanaan, desain, pembangunan, pemasangan, pengoperasian, dan pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), pembangkit listrik hybrid surya-diesel, serta Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Lima politeknik yang terlibat adalah Politeknik Energi dan Mineral Akamigas, Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Manado, dan Politeknik Negeri Ujung Pandang. Adapun lima lembaga pelatihan, yaitu PPSDM KEBTKE, BPVP Ambon, BPVP Banda Aceh, BPVP Lombok Timur, dan BPVP Ternate.

Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) Susetyo Edi Prabowo, yang juga Ketua Unit Pelaksana Proyek RESD, mengatakan ToT ini diharapkan dapat menjadi sarana pengetahuan dan pengalaman. Sehingga dapat meningkatkan kompetensi dosen dalam pelaksanaan program spesialisasi energi terbarukan di masing-masing institusi.

"Pelatihan ini menghadirkan tenaga pelatih dari Swiss dan Indonesia, yaitu Thomas Gross dari HYCON GmBH Swiss dan Mark Hayton dari PT Entec Indonesia," ungkapnya.

Selain mengikuti sesi materi dan diskusi aktif, peserta juga melakukan dua kunjungan lapangan ke PLTMH Patanyamang dan PLTMH Bili Bili.

Sri Swasti, dosen dari Politeknik Negeri Ujung Pandang, mengatakan kegiatan ToT ini sangat membantu dalam pemahaman tentang PLTMH.

HUT RI

"Pelatihan ini sesuai dengan proses pembelajaran berbasis proyek pada pendidikan vokasi, sehingga dapat dijadikan contoh bagi dosen dalam proses pembelajaran PLTMH dan lainnya," ujarnya.

Paulus Suksono dari Politeknik Negeri Jakarta menambahkan, pelatihan ini sangat bermanfaat karena materi yang diberikan sangat aplikatif dan dapat digunakan sebagai bahan ajar.

"Kami mendapatkan pemahaman dan pengalaman yang luar biasa dari tenaga ahli internasional yang handal," katanya.

Pelatihan ini merupakan upaya konkret Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi bersama dengan politeknik negeri. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten di sektor energi terbarukan guna mendukung target Net Zero Emission pada tahun 2060.