MEMANGGIL.CO Rembang, sebuah kabupaten di pesisir utara Jawa Tengah, dikenal tidak hanya karena sejarah dan keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan budayanya yang terus dilestarikan melalui berbagai tradisi.

Beberapa di antaranya tetap diadakan hingga kini, memperlihatkan identitas lokal yang kuat serta kearifan budaya masyarakat setempat.

Berikut adalah beberapa tradisi khas Rembang yang masih eksis hingga sekarang:

1. Gebyar Syawalan/Kupatan

Salah satu tradisi khas yang dilakukan masyarakat Rembang setelah Lebaran adalah Gebyar Syawalan atau kupatan. Tradisi ini biasanya diadakan di Taman Rekreasi Pantai Kartini (TRPK), di mana pengunjung dapat menikmati suasana meriah sambil berbelanja, menonton pertunjukan musik, dan bermain berbagai permainan tradisional.

Acara kupatan ini menjadi momen penting bagi masyarakat untuk berkumpul dan merayakan kebersamaan pasca-Idul Fitri.

2. Sedekah Laut

Sebagai daerah pesisir, Rembang memiliki tradisi Sedekah Laut yang masih dijalankan hingga kini. Tradisi ini dilaksanakan setelah Lebaran dan biasanya diawali dengan larung sesaji prosesi membuang sesaji ke laut menggunakan miniatur perahu.

Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil laut yang melimpah, dan juga untuk memohon keselamatan serta keberkahan bagi para nelayan. Acara ini diiringi oleh tarian barongan dan dihadiri oleh para tokoh masyarakat.

3. Tawur Sego: Tradisi Syukur Warga Rembang

Di Desa Pelemsari, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang, terdapat tradisi unik bernama Tawur Sego. Tradisi ini diawali dengan doa bersama di bawah sebuah pohon besar, kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan tari orek-orek yang meriah.

Puncaknya adalah saat ratusan warga berkumpul untuk melemparkan nasi gundukan satu sama lain, sebagai simbol dari ungkapan syukur atas berkah yang telah mereka terima.

Tradisi ini menunjukkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan masyarakat desa.

4. Pathol Sarang: Gulat Tradisional Pesisir Rembang

Tradisi lain yang tak kalah menarik adalah Pathol Sarang, olahraga tradisional gulat yang telah ada sejak zaman Majapahit. Acara ini biasanya diadakan bersamaan dengan perayaan sedekah laut.

Pertandingan ini melibatkan para jawara dari berbagai daerah, termasuk dari desa-desa di Rembang, Pati, dan Jombang. Selain sebagai hiburan, Pathol Sarang juga menjadi ajang untuk melestarikan budaya dan mempertahankan adat istiadat yang sudah diwariskan secara turun-temurun.

Tradisi-tradisi khas Rembang, seperti Gebyar Syawalan, Sedekah Laut, Tawur Sego, dan Pathol Sarang, mencerminkan identitas kuat masyarakat pesisir yang kaya akan nilai spiritual dan sosial.

Setiap tradisi yang digelar memiliki makna mendalam, tidak hanya sebagai bentuk perayaan, tetapi juga sebagai ungkapan syukur dan cara menjaga hubungan antarwarga.

Dengan terus melestarikan tradisi-tradisi ini, Rembang mempertahankan warisan budayanya yang berharga dan membagikannya kepada generasi penerus.

Penulis: Alweebee

Editor: Anwar