MEMANGGIL.CO - Desa Dasun di Kecamatan Lasem, Rembang, punya kekayaan sejarah dan budaya yang menarik. Benda-benda cagar budaya di sini bukan hanya peninggalan masa lalu, tapi juga saksi bisu perjalanan masyarakat Dasun.

Mulai dari dok kapal hingga situs-situs kehidupan sehari-hari, semuanya punya cerita menarik. Yuk, simak potensi benda cagar budaya yang ada di Desa Dasun.

Dok Kapal Dasun: Bukti Kejayaan Maritim

Salah satu ikon sejarah Desa Dasun adalah Dok Kapal Dasun. Ada tiga dok kapal di sini, dua dibuat oleh Belanda dan satu lagi buatan Jepang. Menurut Mbah Darman, sesepuh setempat, dulu tempat ini adalah pusat produksi kapal yang sibuk.

Fungsi dok bukan cuma untuk membuat kapal, tapi juga merawat dan memperbaikinya. Ini menunjukkan betapa ahli masyarakat Dasun dalam dunia perkapalan di masa lalu.

Sumur Omben: Legenda yang Terus Hidup

Dekat Pantai Dasun, ada Sumur Omben yang dipercaya dibuat oleh Sunan Bonang. Sebelum air PDAM masuk ke desa, sumur ini jadi sumber air utama warga. Meskipun kedalamannya cuma 3-4 meter, sumur ini nggak pernah kering dan jadi simbol penting bagi kehidupan masyarakat.

Sekarang, sumur ini sudah jarang dipakai karena warga beralih ke air PDAM, tapi sejarahnya tetap membekas di hati masyarakat.

Sumur Pengecekan: Penanda di Tepi Sungai

Sumur ini ada di tepi Sungai Dasun, dikelilingi pohon mangrove. Pada zaman kolonial, sumur ini dipakai untuk mengecek tinggi permukaan air supaya kapal bisa lewat dengan aman.

Keberadaannya mengingatkan pentingnya Sungai Dasun sebagai jalur transportasi utama waktu itu. Meski sekarang fungsinya sudah berkurang, sumur ini tetap menjadi bagian dari sejarah desa.

Umpak Rumah Penjaga Belanda: Saksi Bisikan Masa Lalu

Umpak ini adalah sisa bangunan tempat penjaga mengawasi aktivitas kapal di Sungai Dasun. Terbuat dari batu andesit, umpak ini kini berada di tengah tambak.

Bangunan ini menunjukkan interaksi antara masyarakat lokal dan Belanda di masa kolonial. Walaupun cuma sisa, umpak ini tetap menyimpan cerita soal keamanan dan aktivitas maritim zaman dulu.

Bong Belanda: Makam Peninggalan Penjajah

Ada area makam bernama Tegal Bong yang dulunya tempat pemakaman orang Belanda yang terlibat dalam industri kapal. Sekarang, tinggal satu makam yang masih utuh. Situs ini jadi pengingat akan keberadaan Belanda di Dasun dan pengaruhnya terhadap masyarakat setempat.

Tegal Pabrik Kapal: Sisa Kejayaan Masa Lalu

Dekat dok kapal, ada reruntuhan pabrik kapal Belanda. Walau cuma tersisa pondasi dan batu bata, situs ini mengingatkan kita pada masa keemasan industri perkapalan yang pernah ada.

Reruntuhan ini memberi gambaran seberapa pentingnya peran industri ini bagi ekonomi masyarakat Dasun dulu.

Tambak Dasun: Peninggalan yang Masih Bertahan

Tambak Dasun sudah ada sejak zaman kolonial dan masih aktif sampai sekarang. Di sini, warga membudidayakan bandeng dan menghasilkan garam yang berkualitas.

Bandeng Dasun terkenal karena rasanya yang tidak amis dan dagingnya yang lembut. Selain itu, tambak ini sekarang juga jadi tempat budidaya udang.

Punden Mbah Kongso dan Mbah Rejeng: Jejak Spiritual

Punden ini jadi tempat ritual dan acara keagamaan warga. Mbah Kongso ada di pemakaman umum, sementara Mbah Rejeng dekat jembatan Dasun-Tasiksono. Tempat-tempat ini jadi simbol penting bagi warga untuk berdoa dan melestarikan tradisi yang diwariskan.

Mengunjungi Desa Dasun berarti menelusuri sejarah dan memahami budaya lokal yang masih bertahan hingga kini. Kalau kamu tertarik dengan sejarah, jangan lewatkan kesempatan untuk datang ke sini. Mari kita lestarikan dan jaga warisan budaya ini agar terus hidup.

Penulis: Alwebee

Editor: Anwar