MEMANGGIL.CO - Banyak yang berpikir, jadi sarjana berarti otomatis dapet kerjaan bagus. Tapi kenyataannya, makin banyak lulusan sarjana yang kesulitan cari kerja.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) di 2023, tingkat pengangguran terbuka untuk lulusan sarjana di Indonesia naik jadi 5,18%, lebih tinggi dari 4,8% di 2022. Jadi, apa penyebabnya?

1. Gagalnya Link and Match

Menurut Menteri Tenaga Kerja RI, Ida Fauziah, salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya kesesuaian (link and match) antara dunia kampus dengan kebutuhan di lapangan kerja. Jadi, meski sudah lulus dan punya titel, banyak dari mereka yang masih belum sesuai sama apa yang dicari perusahaan.

Di sisi lain, tenaga kerja saat ini justru banyak dari lulusan SD dan SMP. "Lulusan yang kerja kebanyakan berpendidikan SMP ke bawah, sementara yang menganggur malah lulusan SMK, diploma, dan sarjana," jelas Ida, dikutip dari jurnal UGM.

2. Faktor "Orang Dalam"

Masalah klasik ini juga jadi alasan kenapa lulusan sarjana sulit dapet kerja. "The power of orang dalam" masih cukup kuat di beberapa perusahaan. Ini bikin mereka yang sebenarnya qualified jadi kesulitan buat bersaing.

3. Kurang Proaktif dan Suka Pilih-Pilih

Nggak sedikit juga yang kurang proaktif nyari kerja atau malah terlalu pilih-pilih. Beberapa lulusan cenderung hanya mau kerja di bidang atau perusahaan tertentu. Padahal, di luar sana ada banyak peluang yang bisa dimanfaatin asal mau mencoba.

Supaya masalah ini bisa teratasi, ada baiknya perguruan tinggi makin meningkatkan relevansi programnya biar sesuai sama kebutuhan pasar. Selain itu, para lulusan juga perlu lebih aktif mencari peluang dan tidak terlalu pilih-pilih.

Siapa tahu, dengan lebih terbuka pada berbagai peluang, jalan karier bisa lebih lancar dan kesempatan kerja pun makin luas.

Penulis: Alweebee

Editor: Anwar