MEMANGGIL.CO - Markas Besar TNI masih merahasiakan nama Wakil Panglima TNI yang rencananya dilantik Presiden Prabowo Subianto dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus, Batujajar, Bandung Barat, Jawa Barat, pada 10 Agustus 2025.
"Untuk siapa yang akan jadi (Wakil Panglima TNI), kita tunggu tanggal 10 (Agustus), dilantik langsung oleh Presiden," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal TNI Kristomei Sianturi kepada awak media di Batujajar, Bandung Barat, Jumat.
Kristomei menjelaskan bahwa kepastian siapa pejabat Wakil Panglima TNI akan diketahui saat pelantikan berlangsung dan mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 84 Tahun 2025, yang menggantikan Perpres Nomor 66 Tahun 2019 tentang Organisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Perpres itu mengatur struktur dan jenjang kepangkatan di tubuh TNI secara lebih rinci, termasuk pengisian posisi Wakil Panglima TNI yang kini wajib dijabat perwira tinggi bintang empat.
"Jabatan Wakil Panglima itu akan diisi sesuai dengan Perpres Nomor 84 Tahun 2025. Dalam aturan tersebut, jabatan ini harus diisi oleh perwira tinggi bintang empat," kata Kristomei.
Perpres terbaru ini juga membawa sejumlah perubahan dalam struktur organisasi TNI, termasuk peningkatan kepangkatan di beberapa posisi strategis. Misalnya, jabatan Asisten Operasi Panglima TNI yang sebelumnya berpangkat bintang dua, kini menjadi bintang tiga.
"Di Perpres itu, misalnya disebutkan Asisten Operasi Panglima TNI kini membawahi kepala biro dan wakil asisten operasi, yang semuanya menyesuaikan kepangkatannya," tambah Kapuspen.
Selain pelantikan Wakil Panglima TNI, agenda Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer pada 10 Agustus 2025 juga diisi dengan penyematan pangkat kehormatan dan bintang sakti kepada para prajurit TNI atau purnawirawan yang dinilai berdedikasi tinggi ketika melaksanakan tugas.
Berikut 3 Calon Terkuat:
Jenderal TNI Maruli Simanjuntak
Maruli Simanjuntak merupakan perwira tinggi TNI lulusan Akademi Militer tahun 1992 kelahiran Pematang Siantar, 27 Februari 1970.
Menantu Luhut Binsar Pandjaitan ini mengantongi banyak prestasi sepanjang karier militernya. Setelah lulus dari Akmil, Maruli pernah mengemban tanggung jawab di sejumlah jabatan strategis di tubuh TNI. Pertama kali pada tahun 2002, ia ditunjuk menjadi Komandan Detasemen Tempur Cakra.
Tahun 2008, Maruli mengisi jabatan Komandan Batalyon (Danyon) 21 Grup 2/Sandhi Yudha hingga tahun 2009. Setahun setelahnya, ia dipromosikan menjadi Komandan Sekolah Komando Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) (2009–2010).
Kinerja luar biasa dan segudang pengalaman, Maruli menjadi Asisten Operasi Komandan Jenderal Kopassus dan menjadi Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presien (Paspampres) sampai tahun 2016.
Setahun setelahnya, ia naik jabatan menjadi Wakil Komandan Paspampres sampai tahun 2018. Lalu ia menjabat Komandan Korem Warastratama selama setahun.
Pengalamannya di bidang Paspampres sudah tak perlu diragukan lagi, ia pun dipanggil ke Istana Negara untuk kembali menjabat sebagai Komandan Paspampres pada 2018-2020 dan Pangdam IX/Udayana (2020).
Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono
Marsekal TNI Tonny menjadi kepala staf termuda jika dibandingkan dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak (54), dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali (57).
Kasau Marsekal Tonny merupakan alumni AAU 1993. Karier awal militernya dimulai dari dia berpangkat letda sampai Kapten dihabiskan di Skadron Udara 3 Pangkalan Udara (Lanud) Iswahyudi Madiun, Jawa Timur.
Skadron Udara 3 merupakan satuan tempur buru sergap yang saat ini menjadi markas pesawat tempur F-16 Fighting Falcon. Tidak hanya mampu menerbangkan F-16, Tonny juga dapat mengawaki Sukhoi Su-27/30, dan Hawk MK-53.
Tonny, saat masih berdinas di Skadron Udara 3 dan berpangkat kapten pernah menunjukkan aksi heroiknya saat memimpin misi mengusir lima pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Udara Amerika Serikat (US Navy) yang masuk wilayah Indonesia tanpa izin, tepatnya di atas perairan Kepulauan Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada 3 Juli 2003.
Selepas berdinas di Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi, Tonny lanjut bertugas di Lanud Adisucipto sebagai instruktur penerbang. Dia kemudian mulai mengemban jabatan strategis sebagai Komandan Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin pada 2009–2011, kemudian Komandan Lanud Timika, Kepala Dinas Operasi Lanud Hasanuddin, dan Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin pada 2013–2014.
Tonny kemudian dipilih oleh Presiden RI Joko Widodo sebagai ajudannya pada 2014–2016. Presiden Jokowi, saat awal kepemimpinannya, menunjuk tiga perwira dari tiga matra yang berbeda untuk menjadi ajudannya.
Tiga ajudan itu, yaitu Tonny Harjono (Angkatan Udara), Widi Prasetijono (Angkatan Darat), dan Hersan (Angkatan Laut). Ketiganya punya karier yang moncer usai bertugas sebagai ajudan Jokowi pada 2016.
Prestasi tertinggi dari tiga eks ajudan Jokowi itu diraih oleh Tonny, yang saat ini mendapat kepercayaan sebagai kepala staf TNI Angkatan Udara dan otomatis menyandang pangkat tertinggi di TNI AU sebagai Marsekal TNI.
Sebelum mencapai posisi itu, Tonny menjabat Komandan Lanud (Danlanud) Adi Soemarmo pada 2016–2018, Danlanud Halim Perdanakusuma pada 2018–2020, Staf Khusus Kasau pada 2020, Sesmilpres Kemensetneg RI pada 2020–2022, dan Komandan Komando Pembimaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan TNI AU (Dankodiklatau) pada 2022.
Setidaknya dalam rentang waktu 2020–2022, Tonny menerima kenaikan pangkat dua kali, yaitu dari bintang satu ke bintang dua saat dia menjabat sebagai Sesmilpres, kemudian bintang dua ke bintang tiga saat dia menjabat sebagai Dankodiklatau.
Kemudian, Tonny menjabat sebagai Panglima Komando Operasi Udara Nasional pada 2022–2023, dan jabatan terakhirnya sebelum menjadi KSAU, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) II.
Laksamana TNI Muhammad Ali
Laksamana Ali merupakan jenderal bintang empat yang lahir pada 9 April 1967. Ali kini menjabat menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal).
Sebagian besar karir militernya dibesarkan di kesatuan kapal selam. Karir militer lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) pada 1989 ini banyak dihabiskan di kesatuan-kesatuan kapal selam.
Ali mengawali karir sebagai Perwira Departemen Operasi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sigalu-857 pada 1990. Dua tahun berikutnya, atau tepatnya pada 1992, Ali berpindah dari kapal patroli cepat kelas attack ke kapal selam KRI Nanggala-402 sebagai Asisten Perwira Divisi Ekasen.
Pada 1993, Ali berpindah dari kapal selam KRI Nanggala ke kapal selam KRI Pasopati-410 dengan jabatan sebagai Perwira Torpedo. Ali menduduki posisi tersebut selama dua tahun sebelum akhirnya kembali lagi ke kapal selam KRI Nanggala-402 sebagai Perwira Divisi Komunikasi (Padivkom) pada 1995 dan Kepala Departemen Leksen KRI Nanggala-402 pada 1996.
Ketika berpangkat Mayor pada 1996, Ali menjabat sebagai Kasi Taktik Sops Komando Armada Timur dan Kadalsen Divlat Dep Sewaco Puslattlekdalsen Kodikal pada 2000 hingga 2003. Usai betugas di luar kapal perang lebih kurang selama tujuh tahun, Ali pun kembali lagi ke kapal selam. Dia menjabat sebagai Komandan KRI Nanggala-402 pada 2004-2005.
Sebelum dilantik sebagai Kasal pada Desember 2022, Ali menjabat sejumlah posisi strategis, antara lain Staf Khusus KSAL pada 2015, Gubernur Akademi Angkatan Laut pada 2018-2019, dan Panglima Komando Armada I pada 2019-2020. Jabatan terakhirnya sebelum menjadi KSAL adalah Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I pada 2021-2022.