MEMANGGIL.CO - Legen menjadi minuman favorit untuk melepas dahaga setelah berpuasa seharian di bulan ramadan. Menyambut bulan suci umat Islam tersebut, biasanya legen banyak dicari.
Asal legen sendiri diambil dari getah pohon siwalan atau bogor. Biasanya, wolo atau tempat keluarnya getah diiris pada pagi dan sore hari agar sari siwalan yang dihasilkan lebih banyak.
Hal itu diungkapkan oleh warga Desa Tasikmadu Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban bernama Ahmad Muafifin. Sebagai penjual legen, tahun-tahun sebelumnya dalam sehari mampu menghabiskan hingga puluhan liter legen dari 22 buah bogor yang dihasilkan.
"Seharinya bisa 70 literan. Biasanya mengambil dari pohon bogor ini pagi dan sore hari," ujar Muafifin, panggilannya ditulis Senin (20/03/2023).
Menurutnya bahwa satu botol dengan kapasitas tampung satu tengah liter dibandrol dengan harga yang cukup terjangkau. Yaitu Rp 15 ribu.
Diburu Warga Berbagai Daerah
[caption id="attachment_914" align="aligncenter" width="720"]
Muafifin mengaku, warga dari berbagai daerah kerap memburu legen di Tuban kota bumi wali. Seperti dari Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Mojokerto. Belinya pun juga banyak, minimal 15 hingga 20 liter dalam sekali angkut.
"Juga diambil pengepul dari Desa Leran. Mengambil barangnya dari sini (Tuban)," ungkapnya.
Lebih lanjut, disampaikan bahwa legen yang dihasilkan dari tumbuhan bogor ini dijamin asli, tidak ada campuran apapun. Dibandingkan legen yang dijual di jalan raya, banyak bahan yang sudah dicampurkan.
"Kalau legen ini, sehari saja sudah berubah rasanya menjadi toak," katanya.
Diwaktu yang sama, salah satu pembeli legen di Tuban mengungkapkan, bahwa legen rasanya manis dan cocok untuk minuman favorit bulan puasa. Selain itu harganya pun sangat terjangkau dan dijamin asli.
"Sudah langganan, jadi saya jamin asli," kata Hariyanto memungkasi.