MEMANGGIL.CO - Program unggulan Presiden Prabowo Subianto, Makan Bergizi Gratis (MBG), telah mulai dilaksanakan di berbagai wilayah, termasuk di Kabupaten Blora. Program ini bertujuan untuk memastikan anak-anak sekolah di seluruh Indonesia mendapatkan asupan gizi yang cukup.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Sunaryo, menyambut baik program ini dan menjelaskan bahwa tujuan dari program MBG sangat mulia.

"Program ini untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sekolah, agar mereka lebih cerdas, semangat dalam belajar, dan sehat," ujarnya, ditulis Rabu (12/2/2025).

Lantas, Apa Tantangannya?

Menurut Sunaryo, meskipun tujuan program ini sangat positif, pelaksanaannya masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan infrastruktur pendukung, terutama dalam hal penyediaan dapur umum.

"Program ini baru berjalan, dan masih bertahap implementasinya. Kami belum dapat menganalisis secara penuh, karena belum semua sekolah mendapat manfaat dari program ini," katanya.

Di Kabupaten Blora sendiri, lanjutnya, untuk dapat melayani seluruh sekolah yang ada, diperlukan setidaknya 50 dapur umum. Saat ini, hanya ada satu dapur umum yang ada di Blora yang mampu melayani sekitar 3.000 siswa.

Lebih lanjut, Sunaryo menjelaskan bahwa dalam hal distribusi makanan, Dinas Pendidikan tidak langsung mengelola penyaluran. Tanggung jawab tersebut berada di bawah KSPPG (Kantor Staf Presiden dan Pemerintahan Gizi) yang memiliki kewenangan lebih besar dalam mengelola tantangan operasional.

"Tantangan utama adalah bagaimana menyalurkan makanan ke seluruh siswa dengan efisien dan tepat sasaran. Oleh karena itu, KSPPG lebih mengetahui secara langsung tantangan yang dihadapi dalam proses distribusinya," tambah Sunaryo.

Disdik Blora Berharap MBG Dapat Berjalan Lancar

Meski demikian, Sunaryo sangat berharap agar program MBG dapat berjalan lancar dan dapat memperbaiki kualitas gizi warga, terutama anak-anak.

Harapan kami, program ini tidak hanya memberikan makan, tetapi juga mengedukasi anak-anak tentang pentingnya gizi yang seimbang. Dengan begitu, anak-anak dapat terbiasa mengonsumsi sayur dan buah yang selama ini sering dihindari, ujarnya.