MEMANGGIL.CO -  Beragam bangunan pecinan yang hingga kini masih terawat dengan baik di Indonesia. Rumah Oei salah satunya, dapat kita temui di Jl. Jatirogo, Karangturi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang.

Bangunan pecinan rumah Oei ini gerbangnya nampak kuno dengan daun pintu dua lapis berwarna cokelat tua berukir huruf Cina keemasan. Menurut salah seorang pemerhati bangunan pecinan Rembang, Sirojul Munir, rumah ini menjadi pusat seni, budaya, dan kuliner di Lasem.

"Rumah ini tidak pernah sepi dari aktivitas para muda-mudi maupun orang-orang china Rembang," ucap Muhammad sembari bercerita dengan di Rumah Oei, ditulis Selasa (21/02/2023).

Saat berkunjung, tampak di depan rumah Oei terdapat banyak kursi dengan meja yang ditata berhadap-hadapan. Kata Muhammad, inilah kafe sederhana yang menyediakan beragam kuliner khas Lasem.

"Pemilik rumah Oei ini sekarang namanya 'Cik' (Panggilan etnis tionghoa) Grace Widjaja keturunan ketujuh. Kakeknya dulu nikah dengan warga Lasem," ucapnya.

Disebutkan dalam beberapa catatan di rumah Oei itu, dulunya milik Oei Am yang merantau dari Cina ke pesisir Lasem saat usianya 15 tahun. Ia tak pernah baik lagi ke negeri tirai bambu. Alih-alih pulang kampung, di usianya yang ke-17 tahun kemudian menikah.

Disebutkan pula, Oei Am menikah dengan penduduk asli Lasem tulen bernama Tjioe Nio. Bersama istrinya, Oei Am membangun rumah Oei pada tahun 1818 Masehi

"Rumah Oei yang sudah 200-an tahun ini konstruksinya masih nampak asli. Kayu-kayunya tak ada yang diubah. Lantainya terakota berlapis semen," Munir memungkasi.

Bangunan Pecinan

Dalam buku Chinese Architecture in Straits Settlements, karya David G. Khol dijelaskan beberapa ciri bangunan Pecinan di Asia Tenggara adalah; bentuk atap model Ngang Shan atau pelana kuda, beranda yang luas dan terbuka (courtyard) dan konstruksi rangka penyangga atap yang dibiarkan terbuka.

Keindahan konstruksi bangunan pecinan rumah Oei menunjukkan tingginya kemampuan pertukangan pada masa itu. Pengaruh Eropa terlihat dari penggunaan pilar di rumah itu. Kelestarian bangunan pecinan seperti rumah Oei bernilai sejarah karena menjadi mata rantai yang menghubungkan kita dengan masa lalu.

Pada bagian-bagian rumah Oei menunjukkan sejarah terkandung nilai-nilai yang berkembang di masa lalu (mantifact). Sebagai contoh akulturasi model arstitektur antara arstitektur Cina-Eropa-Jawa di Lasem, bagaimana pembagian fungsi ruangan rumah serta fungsi simbolik rumah dalam stratifikasi sosial waktu itu.

Hal ini penting untuk menarik sebuah kesamaan sejarah tentang perlakuan pemerintah Belanda baik pada masa VOC maupun Pemerintahan Kolonial. Dengan demikian di balik bangunan rumah Oei tersimpan peristiwa-peristiwa sosial pada masa itu.