MEMANGGIL.CO - Tidak makan dalam sahur, bagi anak-anak sangat mengkhawatirkan karena beresiko hipoqlikemi. Hal tersebut ditegaskan oleh Ahli Gizi yang lulus dari Universitas Hasanuddin (UNHAS) Dr. dr. Lucy Widasari.

Menurutnya, hipoqlikemi merupakan gangguan yang disebabkan ketika kadar gula dalam darah dibawah kadar normal. Sehingga hal tersebut mampu menyebabkan anak mengalami pusing dan lemas.

"Tidak sahur dapat menyebabkan kadar gula darah turun drastis, yang berpotensi mengakibatkan pusing, gemetar, lemas, bahkan pingsan," katanya yang dilansir dari ANTARA pada Kamis, 6/3/2025.

Dirinya yang sempat menjabat Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (TP2AK) pada tahun 2019 lalu, menambah bahwa anak yang tidak sahur dan ikut menjalankan puasa dapat mempengaruhi daya ingat anak sehingga orang tua perlu memperhatikan hal ini.

"Studi menunjukkan bahwa kurangnya asupan makanan di pagi hari dapat menurunkan performa akademik dan daya ingat pada anak," tambahnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa anak yang tidak sahur dan kemudian mengalami dehidrasi bisa mengakibat sakit kepala, mulut kering, dan sulitnya konsentrasi saat belajar, dan mood pada anak akan berkurang.

"Anak yang melewatkan sahur berisiko mengalami perubahan mood seperti mudah marah, gelisah, atau stres akibat kurangnya energi yang cukup untuk mengontrol emosi," ungkapnya.

Perlu diketahui bagi orang tua, kurangnya serat akibat anak tidak sahur juga mampu mengakibatkan sembelit atau bisa menggangu pencernaan pada anak dan gastritis atau asam lambung naik, sehingga anak sering kali mengalami penyakit maag.

Dirinya yang saat ini menjabat sebagai Direktur Program Pembelajaran PT Yapindo memaparkan, bahwa dampak lain anak yang tidak sahur juga akan mempengaruhi daya tahan serta kekuatan otot anak.

"Penurunan daya tahan tubuh, menghambat produksi sel-sel imun yang melawan virus dan bakteri sehingga anak lebih rentan terhadap infeksi seperti flu, batuk, dan penyakit lainnya". Tandasnya.