MEMANGGIL.CO - Waktu terus berjalan. Sudah dua bulan berlalu sejak tragedi maut dalam proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora yang merenggut lima nyawa pekerja. Namun, hingga kini, Polres Blora belum menetapkan satu pun tersangka atas insiden yang terjadi pada 8 Februari 2025.

Adapun Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, berjanji bahwa gelar perkara akan dilakukan dalam waktu dekat untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

Di situ nanti akan ditentukan siapa yang jadi tersangka. Saat ini, pihak Satuan Reserse Kriminal masih terus bekerja, ujarnya saat ditemui tim Memanggil.co di kantornya, ditulis (14/4/2025).

Dikatakan, pihak kepolisian telah mengamankan sepuluh barang bukti dari lokasi kejadian yang berada di area proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora. Barang-barang tersebut di antaranya satu unit rangka lift crane, satu man basket lift, satu katrol dan roda rel, potongan kawat sling sepanjang dua meter, satu dinamo motor, serta rangka rol penggulung.

Selain itu juga ada gearbox, gigi gearbox, serbuk di dalam gearbox, dan kawat sling dari gearbox, tambah Kapolres.

Pihaknya juga telah memeriksa 25 orang saksi. Mereka terdiri dari delapan orang pengurus RS PKU Muhammadiyah Blora, empat pekerja proyek, lima anggota keluarga korban meninggal, dan delapan anggota keluarga korban luka-luka. Hingga saat ini, seluruhnya masih berstatus sebagai saksi.

Perjanjian Ahli Waris dan Pihak RS PKU Muhammadiyah Blora

[caption id="attachment_27226" align="alignnone" width="2560"] Proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora yang merenggut lima nyawa pekerja (Memanggil.co/Ist)[/caption]

AKBP Wawan juga menyebut pihaknya telah melakukan kunjungan ke keluarga korban untuk menyampaikan belasungkawa sekaligus mengklarifikasi beberapa hal. Ia menyampaikan bahwa seluruh tuntutan dari ahli waris, terutama terkait pendidikan, telah dipenuhi oleh pihak Muhammadiyah.

Sudah ada perjanjian antara pihak Muhammadiyah dan para ahli waris. Tinggal bagaimana pelaksanaannya nanti. Saya berharap pihak Muhammadiyah tidak ingkar janji, karena ini menyangkut masa depan ahli waris, tegasnya.

Kronologi Tragedi Maut RS PKU Muhammadiyah Blora

Insiden kecelakaan kerja tragis itu bermula ketika 13 pekerja proyek pembangunan gedung lima lantai RS PKU Muhammadiyah Blora menaiki lift crane untuk memulai aktivitas. Naas, saat berada di ketinggian 12 meter, lift crane tersebut terjatuh, Sabtu (8/2/2025).

Akibatnya, lima pekerja meninggal dunia dan delapan lainnya mengalami luka-luka. Beberapa korban tewas di tempat kejadian, sementara lainnya meninggal setelah sempat mendapat perawatan.

Adapun lima korban jiwa yang tercatat dalam insiden tersebut adalah Sono warga Desa Ngampon (Kecamatan Jepon), Ahmad Zaenudin warga Dukuh Lubang Desa Puledagel (Kecamatan Jepon), Tri Wiji dari Desa Bacem (Kecamatan Jepon), Djami dari Dukuh Trenggiling Desa Temurejo (Kecamatan Blora), dan Rinduan warga Desa Greneng (Kecamatan Tunjungan), Kabupaten Blora