MEMANGGIL.CO - Di tengah upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, Kabupaten Blora mencuri perhatian sebagai calon pusat pengembangan tanaman sorgum.
Dukungan pun datang langsung dari Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto yang menilai sorgum sebagai solusi pangan masa depan bernilai ekonomis tinggi.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri panen benih sorgum tersertifikasi di lahan Kelompok Tani Barokah, Dukuh Gelam, Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Minggu (11/5).
Acara tersebut merupakan bagian dari program pembinaan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Blora.
Mendes Yandri hadir didampingi Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dan Bupati Blora Arief Rohman. Ia memuji kolaborasi antara LDII dan Pemkab Blora dalam membudidayakan sorgum secara serius dan terarah.
"Bagus ini, sorgum bisa menjadi alternatif bahan pangan masa depan. Apalagi harganya juga menguntungkan bagi petani. Tinggal bagaimana kita mensosialisasikan agar bisa lebih gencar dikonsumsi dan pasar ekspornya juga terbuka. Saya setuju jika Blora dijadikan pusat pengembangan sorgum," ujar Yandri.
Ia menambahkan, sorgum yang dikembangkan di Blora tidak hanya cocok untuk konsumsi, tetapi juga sangat potensial untuk pembenihan unggul nasional.
"Terimakasih LDII dan Pak Bupati yang telah mencetuskan program ini, terlebih bijinya telah tersertifikasi dan harus dipatenkan bahwa sorgum ini memang sorgum Blora. Jadi nanti ketika dipasarkan sampai internasional tetap dikenal sebagai sorgum Blora," lanjutnya.
Mendes Yandri menyatakan akan mendukung penuh pengembangan sorgum Blora melalui koordinasi lintas kementerian di bawah Kemenko Pangan, agar komoditas ini mendapat perhatian lebih dalam pengembangan berkelanjutan.
LDII Siapkan Model Pertanian Terintegrasi Hulu-Hilir
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum LDII KH Chriswanto Santoso menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk kontribusi LDII dalam mendukung diversifikasi dan swasembada pangan nasional."Kenapa kami memilih Blora? Karena Blora tanahnya sangat cocok untuk sorgum, banyak tokoh LDII juga dari Blora. Dan yang pasti Pak Bupatinya sangat welcome dan sangat mendukung program pengembangan tanaman sorgum kami. Kerjasamanya luar biasa," ungkapnya.
Lahan sorgum yang dipanen saat ini seluas 0,5 hektare dengan varietas unggul Super-1. Tanaman tersebut ditanam sejak 17 Januari 2025 dan kini dipanen untuk keperluan benih, bukan konsumsi. Sorgum ini diklaim mampu dipanen hingga tiga kali dari satu kali tanam.
"Ini juga sudah dipesan beberapa petani dari Ngawi dan Wonogiri. Sehingga benih sorgum Blora bisa terus dikembangkan jadi benih unggulan. Kalau di sana tanamannya pendek, di Blora ini bisa tinggi dan produksinya bagus," jelas KH Chriswanto.
Ia menekankan bahwa LDII tidak hanya mendampingi petani dalam budidaya dan panen, tetapi juga memastikan jalur distribusi hasil panen melalui off taker yang siap membeli.
"Kalau tidak ada yang membeli, ngapain kita minta petani tanam sorgum. Jadi kami dari LDII juga siap menyalurkan hasil panennya. Sehingga hulu sampai hilir kita kawal bersama," katanya.
LDII bahkan siap menjalin kerja sama dengan Kementerian Ekonomi Kreatif untuk mengembangkan produk turunan dari sorgum.
"Kalau perlu akan menghadap Pak Presiden agar pengembangan sorgum ini bisa menjadi perhatian pusat," tambahnya.
Blora Menuju Lumbung Pangan Baru
Sementara itu, Bupati Blora Arief Rohman menyampaikan apresiasinya kepada LDII atas peran aktif dalam pengembangan sorgum di wilayahnya. Ia menilai sorgum sangat potensial, tak hanya sebagai bahan pangan tetapi juga sebagai pakan ternak."Sorgum ini tanaman yang menjanjikan. Tidak hanya diambil bijinya untuk komoditas pangan, namun pohonnya juga bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak yang gizinya tinggi. Apalagi Blora punya komoditas ternak sapi terbesar di Jawa Tengah," ujarnya.
Ia optimistis dengan pengembangan sorgum, Blora akan semakin diperhitungkan sebagai lumbung pangan.
Padi kita surplus sampai 70 persen, menjadi produsen tertinggi kelima di Jawa Tengah. Jagung Blora juga terbesar kedua setelah Grobogan. Sekarang dengan sorgum, kami yakin Blora semakin mantap sebagai lumbung pangan nasional, tandasnya.
Diketahui, acara panen sorgum ini ditutup dengan dialog bersama warga dan ramah tamah sambil menikmati olahan pangan berbasis sorgum. Hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah pejabat dari Pemprov Jawa Tengah, Forkopimda Blora, perwakilan LDII dari pusat hingga daerah, serta warga petani setempat.