MEMANGGIL.CO - Sosok Dimas Chairullah, Pemuda kelahiran Kenang, Sumatera Barat kini menjadi content creator dengan segudang prestasi. Dimas merupakan mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Walisongo Semarang.
Dimas menggeluti dunia content creator dengan Nama @positif_dimas23 dengan 80 ribu pengikut di Instagram maupun Tiktok. Konten yang Dimas garap ialah seputar tips tugas kuliah, kehidupan mahasiswa, hack tugas mahasiswa dan tips selama kuliah.
Hal yang memotivasi Dimas untuk membuat konten berawal ketika melihat teman-teman mahasiswanya yang selalu mengcopy tugas makalah yang ada di google. Terbesit ide di dalam dirinya untuk membuat konten lalu masuk FYP di tik tok dan di Instagram hingga detik ini.
Disela-sela aktivitasnya sebagai seorang mahasiswa, Dimas juga menjadi bagian dari dewan eksekutif mahasiswa (Dema) di fakultas dakwah dan komunikasi (FDK).
Selain itu Dimas juga merupakan seorang penulis , dimana karya-karya sudah terbit dan Ber ISBN diantara buku-bukunya yaitu Menari diatas hujan (2020) ,Senyuman terakhir Wahyu (2020 ) , Buku Genre Hebat ( 2021) , Kenapa harus aku ( 2021) ,Genggam tanganku tuk yang terakhir (2021) , Hilang tapi ada ( 2022 ) ,Allah, Izinkan hambamu terbang ( 2023) dan sekarang sedang prepare buat buku berikutnya
Tak hanya itu dimas pun kerap mengikuti berbagai jenis kompetesi diantara prestasinya yaitu Juara 2 Duta Genre Kabupaten Tanah Datar 2021, Juara 3 Duta Lingkungan UIN Walisongo Semarang, Duta Inspirasi Indonesia 2022 Kementrian Pemuda dan Olahraga oleh Yayasan Duta Inspirasi Indonesia, Mewakili Sumatera Barat, Duta Insiaitif Indonesia 2022 Mewakili Provinsi Jawa Tengah dan Mendapat 3 Awards yaitu The Most Favorite Duty, The Most Outstanding Duty dan Special awards Duta Inisiatif Indonesia 2023 dan juga menjadi Student Ambassadors LEADS Indonesia 2021, Walisongo Campus Ambassadors.
Selain aktif di dunia kampus, content creator, penulisan, dan dunia kompetisi Dimas juga aktif mendirikan komunitas peduli kesehatan mental, curhatinaja.id. Alasan mendirikan komunitas tersebut karna Dimas begitu peduli terhadap kesehatan mental anak-anak muda walaupun bukan mahasiswa psikolog.
"Saya memang bukan anak psikologi tetapi, sangat peduli akan kesehatan mental. Saya lihat banyak anak muda yang gak peduli akan kesehatan mentalnya. Maka dari itu, saya dirikan komunitas peduli kesehatan mental. Menurut saya bergerak mengabdi ke masyarakat gak harus nunggu anak psikologi dulu, selagi kita bisa yuk bareng-bareng," ujarnya.
Dimas berpesan kepada generasi milenial untuk tidak bermalas-malasan dalam meraih cita-cita. Menurutnya terkadang yang kerja keras masih kesusahan menggapai apa yang dia impikan, apalagi yang bermalas-malasan.
"Ingat kita mungkin bisa menunda waktu semau kita tapi, waktu tidak akan bisa menunggumu," pungkasnya.