MEMANGGIL.CO - Wakil Ketua DPRD Blora, Siswanto punya cerita unik bagaimana bisa menggandeng anak-anak muda untuk gemar bola voli. Dari ngobrol ngalor ngidul, ngopi hingga hal-hal tak terduga yang membuat para pemuda di Blora yang didekatinya, jadi terarah.
Cerita politisi Partai Golkar ini, berawal ketika dirinya mengadakan event bola voli antar RT di desanya tahun 2014 silam. Tetapi, tentu saja untuk membuat event kejuaraan olagraga voli, butuh strategi dan pendekatan jitu. Intinya pemuda yang diajak, mesti enjoy, tidak tertekan dan mengalir. Cara itu rupanya membuahkan hasil
Setelah berhasil, Siswanto kemudian meningkatkan turnamen olahraga voli antar-desa di Kabupaten Blora, dan terus meningkat hingga punya club bola voli tingkat nasional.
Lalu bagaimana strateginya? Menurut Siswanto, tujuan dirinya membangun olahraga bola voli di Blora, berawal dari suatu sore. Ketika itu, politisi kelahiran Desa Rowobungkul, Kecamatan Ngawen, Blora ini, awalnya melihat realitas anak muda.
Ketika itu, Siswanto melihat anak-anak muda hanya cangkruk kongkow-kongkow atau nongkrong. Mereka ada yang merokok, ada yang minum miras.
Terketuk hati saya, anak-anak seperti ini, apakah punya masa depan yang cerah dan lebih baik, ujarnya politisi yang kini kembali ikut ambil bagian merebut anggota DPRD Blora, pada pemilu legislatif 2024 mendatang ini.
Dikatakan oleh Siswanto, strategi lain yang dilakukan, dirinya mengaku tidak mau menceramahi para anak muda itu. Justru yang dilakukan memberikan hal yang simpatik, juga ngobrol sesuai kekinian pemuda, berikut solusinya.
"Kalau saya ceramahi mereka, pasti tidak menyelesaikan persoalan, tandasnya bercerita.
Akhirnya, lanjut Siswanto, dirinya punya ide. Yaitu bagaimana agar anak-anak muda tiap sore, malam sibuk olahraga.
"Saya pilih voli. Saya buat event-event voli. Sekarang di Blora, ada 5 event voli tiap bulan, imbuhnya.
Sebagai catatan, saat ini, di Blora terdapat lebih dari 400 lapangan voli yang tersebar di 295 desa/ kelurahan di Kabupaten Blora. Bahkan ada satu desa yang punya lapangan voli lebih dari 3 buah.
Awal 2014, hanya ada 50 lapangan. Berkembang pesat karena kades-kades proaktif membuat lapangan untuk pemuda di desanya. Jadi peran kades dan penggerak voli desa cukup besar. Sehingga dirinya bersinergi.
"Kami pelopor, kami penggerak. Tapi kami tidak bisa sendiri. Kami bersinergi, kami berkolaborasi membangun voli, papar politisi dari Dapil V (Ngawen, Tunjungan, Banjarejo) ini.
Impiannya kedepan, Klub Jati Mustika menjadi peserta divisi utama PROLIGA, dan memiliki gedung olahraga sendiri sebagai markas latihan dan pertandingan.
Sekarang ini, Klub Voli Jati Mustika bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Keguruan (STKIP) Muhammadiyah Blora.
Kami memberi beasiswa bagi 11 pemain Klub Jati Mustika untuk kuliah jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Jadi pemain kami pagi kuliah gratis, sore latihan voli, pungkasnya mengakhiri cerita.