MEMANGGIL.CO - Wakil Ketua DPRD Blora, Siswanto mengatakan, petani di daerahnya pandai menanam. Namun marketing banyak dikuasai orang luar Blora.
"Kita harus cari solusi perihal marketingnya," ujarnya pada media Memanggil.co, ditulis Rabu (31/05/2023).
Harusnya, lanjut Siswanto, hasil pertanian Blora marketingnya juga dari daerah sendiri, dan baru kemudian dijual keluar. Dengan demikian akan ada nilai tambah (added value), baik itu petani dan juga para pelaku usaha di daerah.
Ia mencontohkan, produksi dari pertanian di Kabupaten Blora, seperti jagung, padi, ketela itu marketingnya dikuasai orang luar Blora. Dengan realitas seperti itu, perlu cari solusi agar jagung, padi, ketela sertai hasil pertanian lain bisa diolah di Blora.
"Ini yang mesti kita fikirkan bersama. Melibatkan petani dan pelaku usaha yang peduli dengan perputaran ekonomi di Blora," papar kader Partai Golkar yang kembali menjadi Caleg Dapil IV (Tunjungan, Ngawen, Banjarejo) ini.
Siswanto kemudian memaparkan pentingnya fasilitas di tingkat petani dan pelaku usaha yang ada di Kabupaten Blora.
Misalnya, perlu dibangun usaha seperti pabrik kecap, pabrik pakan ternak, pabrik tepung, pabrik snack anak di Blora. Kenapa itu perlu, karena selain pemberdayaan masyarakat juga bahan bakunya relatif tersedia.
"Makanya para pelaku usaha di Blora harus pandai menjemput investor masuk ke Blora," papar Wakil Ketua Himpunan Pengusaha Kahmi (HIPKA) Provinsi Jawa Tengah ini.
Menurut Siswanto, selama ini putaran ekonomi Blora naik hanya 2,6 persen. Itu adalah angka perputaran terendah di Jawa Tengah.
Makanya Blora perlu investasi dari luar. Dengan demikian uang dari luar Blora harus masuk Blora. Ikut berputar di Blora.
"Sehingga warga akan banyak bekerja, harga hasil panen petani akan terkendali," tandasnya.