MEMANGGIL.CO - Calon legislatif (Caleg) Dapil I, Tri Ari Kusumawati mengaku sedih ada sekolah di pelosok desa di Kecamatan Jiken tidak dapat murid. Atas kondisi ini, agar semua yang bergerak di bidang pendidikan, untuk bergerak bersama.
"Saya sedih dan prihatin, ada sekolah yang tidak dapat murid sama sekali," ujar Mbak Tri, panggilan Caleg Dapil I (Jiken, Jepon, Blora Kota dan Bogorejo) ini pada Memanggil.co, Minggu (04/06/2023).
Mbak Tri melanjutkan, mengenai kebutuhan dan lokasi sekolah di desa-desa dirinya mengakui sedikit banyak memahami keluhan tentang pendidikan di pedalaman, seperti di Kecamatan Jiken.
Dicontohkan, yang baru-baru ini ada permasalahan zonasi, ada sekolah yang tidak dapat murid sama sekali. Lokasinya tidak usah jauh-jauh yaitu SD Negeri 5 Jiken yang berada di Dukuhan Suruhan (Lor kali).
Tentu saja permasalahan ini perlu mendapatkan perhatian. Yaitu dari pemerintah desa, kecamatan bahkan Pemerintah Kabupaten Blora.
"Ini permasalahan serius di lingkungan pendidikan di Kabupaten Blora yang mesti jadi perhatian kita semua," tandas aktivis Golkar Blora yang kebetulan berlatar belakang sarjana pendidikan ini.
Mbak Tri melanjutkan, hal yang perlu diperjuangkan adalah, bagaimana membantu sosialisasi dan membuka wawasan kepada warga Desa Jiken dan desa-desa sekitarnya.
Karena, pada zaman sekarang ini tidak ada yang namanya sekolah favorit. Karena, semua favorit. Apalagi dengan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi.
"Dalam aturannya, bahwa siswa bersekolah di tempat yang dekat dengan rumah. Jadi model yang diterapkan merata," paparnya.
Keberadaan SDN 5 Jiken
Terkait dengan persoalan zonasi di Sekolah Dasar Negeri (SDN 5) Jiken, menurut Mbak Tri, justru bisa jadi sekolah tersebut dimungkinkan tutup. Itu karena belum ada sama sekali murid yang mendaftar di sekolah tersebut.Karena, lanjutnya, sekarang banyak sekali sekolah-sekolah swasta yang dipilih orang tua. Bisa karena fasilitas yang mumpuni dan diharapkan anak sekolah zaman sekarang yang berbasis agama untuk kecerdasan anak-anak sekarang.
Saya berharap yang terbaik untuk sekolah yang belum dapat murid. Tapi, kita berupaya untuk ikut memperjuangkan, tandas Mbak Tri.
Menurut Tri Ari Kusumawati, dalam prinsipnya sekolah favorit itu bukan sekolah yang terkenal. Akan tetapi sekolah yang bisa membangun dan menjadikan para siswanya jadi yang terfavorit.
"Sedangkan untuk apa sekolah di sekolah Favorit tapi anak kita tidak bisa jadi yang terfavorit, lebih baik sekolah biasa akan tetapi menerapkan dan menjadikan siswanya jadi kebanggaan bagi semuanya," ujarnya berargumen.
Yang jelas, lanjutnya, permasalahan ini tidak hanya terjadi di Kecamatan Jiken saja. Tapi bisa jadi, juga di sekolah-sekolah luar Kecamatan Jiken.
"Yang akan saya perjuangkan jika Allah mengizinkan saya menjadi anggota DPRD, saya akan mengadakan penyuluhan dan rapat komite bersama pemerintah setempat untuk membahas keberlangsungan pendidikan. Yaitu ke sekolah-sekolah di desa-desa tetap berjalan dengan membantu pihak sekolah dan korwil Diknas Kecamatan agar sekolah tidak ditutup hanya karena tidak mendapatkan siswa," papar Mbak Tri.
Jadi, lanjutnya, jika semua guru, kepala sekolah bekerjasama dengan pemerintah setempat mensosialisasikan sekolah tersebut, maka akan banyak murid yang mau mengampu pendidikan di sekolah yang terpinggirkan.