MEMANGGIL.CO - Keseriusan aparat penyidik Polresta Pati dalam menangani kasus dugaan kecurangan seleksi perangkat desa yang telah dilaporkan ke Mapolres setempat pada 2016 dan 2022 lalu, kini dipertanyakan sejumlah pihak.

Salah satunya dari organisasi masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila (PP). Mereka mendatangi Mapolresta Pati, Senin (11/9/2023). Kedatangan mereka yang banyak didominasi para emak-emak ini, menuntut agar polisi segera menyelesaikan kasus dugaan kecurangan seleksi perangkat desa.

Saat tiba di depan Mapolresta Pati, massa juga membawa kue yang merupakan bentuk sindiran. Mereka mengibaratkan pengisian perangkat desa layaknya bagi-bagi kue.

Sejumlah perwakilan massa, kemudian melakukan orasi dengan kawalan ketat aparat polisi. Mereka menuntut agar polisi segera menyelesaikan kasus dugaan kecurangan perangkat desa di beberapa desa yang ada di Pati.

Setelah puas berorasi, perwakilan massa selanjutnya diterima pihak Polresta Pati untuk beraudiensi.

Kedatangan kami dalam rangka penegakan supremasi hukum di Kabupaten Pati, yaitu kasus praga (perangkat desa gagal). Sudah lama kami menunggu. Kasus 2022 ada, bahkan kasus yang 2016 juga ada, ujar Koordinator Calon Perangkat Desa Gagal (Capraga) Pati, Muhammad Chundori.

Chundori mengatakan, kasus dugaan kecurangan perangkat desa sudah dilaporkannya pada tahun 2016 lalu, yaitu di Tambakromo. Namun hingga kini, kasus itu disebutnya terkatung-katung.

Harapan kami, kasus yang sudah tujuh tahun itu bisa selesai dengan baik. Sebenarnya kasusnya sama yang 2022 di Sukoharjo. Kalau yang satu selesai, harusnya yang lain juga selesai, karena kasusnya sama, tidak perlu berbelit-belit, pinta Chundori.

Ia juga menginginkan, Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP), dikirim secara bertahap secara kontinyu. Sebab, menurut Chundori, pihaknya sudah lama tidak mendapatkan SP2HP tersebut.

Kalau polisi menyatakan sudah mengirim, tapi kenyataannya kita tidak menerima, imbuhnya.

Chundori mengaku usai diterima audiensi, Wakasat Reskrim Polresta Pati disebutnya segera menindaklanjuti kasus tersebut. Ia tidak menginginkan untuk menggelar unjuk rasa kedua kalinya di Mapolresta Pati.

Bisa jadi sampai dua ribu bahkan lebih. Karena tidak menutup kemungkinan saudara-saudara dari kabupaten lain ikut. Dari Blora, Kudus, Jepara, Demak dan lainya  ikut mendukung kita,katanya dihadapan para awak media.