MEMANGGIL.CO - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengkritisi turunnya angka peminat dan pendaftar masuk ke Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).

Adapun peminat masuk PTKIN dalam rentang tiga tahun terakhir, tahun 2022 berjumlah 111.452 siswa, tahun 2023 berjumlah 110.101 siswa dan tahun 2024 berjumlah 111.124 siswa.

Gus Men, sapaan akrab Yaqut, menganggap bahwa penurunan ini mungkin disebabkan oleh metode promosi yang belum inovatif.

"Pasti ada yang kurang dari kita. Mungkin cara kita mempromosikan pentingnya kuliah di PTKIN masih menggunakan cara-cara lama," ungkapnya saat membuka Sistem Seleksi Elektronik (SSE) Ujian Masuk (UM) PTKIN 2024 di Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jawa Barat.

Gus Men mencontohkan kesuksesan madrasah yang kini banyak diminati dan mengalahkan sekolah umum.

"Kita bisa belajar dari madrasah. Ada success story di sana yang bisa kita ambil untuk mempromosikan PTKIN," tambahnya.

Menurut Menag, saat ini tidak banyak PTKIN yang agresif melakukan penetrasi di media sosial. Oleh sebab itu ia meminta masing-masing PTKIN perlu membuat tim yang secara khusus bermain di media sosial, lebih aktif membicarakan soal kampus.

"Tidak cukup kalau hanya mengandalkan forum-forum offline, berapa yang bisa kita jangkau, intervensi ke media sosial itu penting dan yang tidak kalah penting adalah kontennya," ujar Gus Men.

"Kontennya jangan kaku-kaku, kontennya harus memiliki cara berfikir anak-anak sekarang tanpa harus menyebut PTKIN mana, saya sudah melihat PTKIN yang sudah mulai bermain di media sosial, tetapi kontennya kurang menarik," ucapnya.

Selain itu, kata Gus Men, PTKIN perlu meningkatkan kolaborasi dengan sekolah-sekolah menengah atas atau sekolah umum maupun madrasah, serta memberikan beasiswa yang menarik minat calon peserta didik.

"Saya memiliki optimisme yang kuat atas PTKIN, karena apa yang diajarkan di PTKIN ini berbeda dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN), kita memiliki kekhususan yang tidak dimiliki oleh PTN. Dan saya meyakini di tengah gempuran ideologi budaya yang serba borderless, tidak ada batasan, ilmu-ilmu yang diajarkan di PTKIN itu bisa menjadi benteng pertahanan terakhir," tutur Menag Yaqut Cholil Qoumas. (Antara)