MEMANGGIL.CO - Melihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro, pada tahun 2024 kemarin tercatat 11,69% warga Bojonegoro masih tergolong masyarakat prasejarah, serta 1.358 balita mengalami stunting Desember 2024.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melauching program inovasi yang terintegrasi buis penambahan air hujan untuk budidaya ikan konsumsi. Program tersebut untuk memenuhi sumber makanan bergizi yang masih minim.
Langkah yang diambil Pemkab Bojonegoro memungkinkan masyarakat untuk bisa memanfaatkan buis-buis beton serta air hujan sebagai media pemeliharaan ikan lele.
Bahan pangan yang berkualitas adalah kunci untuk mencegah stunting dan memenuhi kebutuhan gizi warga. Secara bertahap, kita akan mulai membangun buis beton lele untuk para keluarga prasejahtera di titik-titik percontohan, ucap Bupati Bojonegoro Setyo Wahono pada Minggu, 23/2/2025.
Wahono yang baru saja dilantik presiden Prabowo menjelaskan bahwa Pemkab Bojonegoro telah menggandeng akademisi dan pelaku usaha untuk memastikan keberlanjutan program budidaya lele.
Pemkab Bojonegoro sendiri kabarnya terlah bersinergi dengan Banyumanik Research Center (BRC) untuk mengkaji instalasi serta pengelolaan program dalam jangka panjang, mangadopsi praktik sukses yang diterapkan di Banyumanik, Kabupaten Gunungkidul.
Pemkab Bojonegoro kabarnya akan terus mendorong budidaya maggot sebagai alternatif palan lele. Kemudian, selama 3 bulan pertama, masyarakat bakan mendapat bimbingan kepelatihan, alat, dan bahan dalam pembuatan pankan sendiri. Fasilitas tersebut mendorong masyarakat untuk mengurangi ketergantungan dari pihak luar.
Program yang dicanangkan tersebut, diharapkan tidak hanya peningkatan ketahanan pangan, tetapi akan mendorong perbaikan gizi kepada masyarakat sehingga angka stunting di Bojonegoro dapat menurun.
Selain itu, dalam budaya lele yang direncanakan pemkab Bojonegoro tersebut akan berpotensi meningkatkan ekonomi dan hasil panen ikan lele juga dapat dikonsumsi sendiri dan di jual.
Dengan instalasi yang sederhana dan perawatan yang mudah, program ini tidak hanya memenuhi kebutuhan protein warga, tapi juga mendorong ketahanan pangan, tegas Bupati Wahono.
Program buis beton lele direncanakan untuk KK prasejahtera ini akan mulai dilaksanakan dalam 100 hari pertama masa pemerintahan dan akan terus dievaluasi efektivitasnya dalam mendukung pengentasan kemiskinan.