MEMANGGIL.CO - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi menghentikan operasi produksi PT GAG Nikel yang berlokasi di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya. 

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pihaknya memiliki otoritas penuh dalam melakukan pengawasan sesuai prinsip kaidah pertambangan yang baik atau good mining practice.

PT GAG Nikel merupakan pemegang Kontrak Karya Generasi VII No. B53/Pres/I/1998, yang resmi berdiri pada 19 Januari 1998 setelah ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia saat itu. 

Awalnya, struktur kepemilikan saham PT GAG Nikel terdiri atas Asia Pacific Nickel Pty. Ltd. (APN Pty. Ltd) sebesar 75n PT ANTAM Tbk. sebesar 25%. Namun sejak 2008, PT ANTAM Tbk. mengambil alih seluruh saham milik APN Pty. Ltd., menjadikan perusahaan sepenuhnya di bawah kendali PT ANTAM Tbk.

Menanggapi sejumlah pemberitaan yang menyebut aktivitas tambang PT GAG Nikel berada di kawasan pariwisata Pulau Piaynemo, Bahlil menegaskan bahwa informasi tersebut keliru.

 Ia juga menekankan pentingnya verifikasi langsung ke lapangan untuk memastikan fakta yang sebenarnya.

“Saat izin usaha pertambangan dikeluarkan, saya masih Ketua Umum HIPMI Indonesia, Ketua Umum BPP HIPMI dan belum masuk di Kabinet," ujar Bahlil dalam jumpa pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (5/6/2025).

"Karena itu untuk memahami kondisi sebenarnya kita harus cross check ke lapangan guna mengetahui kondisi sebenarnya secara obyektif,” sambungnya.

Lebih lanjut, ia membantah bahwa kegiatan pertambangan dilakukan di Pulau Piaynemo ikon wisata Raja Ampat yang dikenal luas. 

Menurutnya, lokasi tambang berada di Pulau GAG yang letaknya sekitar 30 hingga 40 kilometer dari Piaynemo.

Ia menuturkan aktivitas penambangan dilakukan di Pulau GAG bukan Piaynemo seperti yang dilihat di beberapa media yang saya baca. 

"Saya sering di Raja Ampat. Pulau Piaynemo dengan Pulau GAG, itu kurang lebih sekitar 30 km sampai dengan 40 km. Di wilayah Raja Ampat itu betul wilayah pariwisata yang kita harus lindungi,” kata Bahlil.