MEMANGGIL.CO - Berikut kisah Mustain alias Gus Mus (46), mantan PNS yang kini jadi guru ngaji Madrasah diniyah (Madin) di Desa Tambahrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Keinginannya begitu mulia untuk warga sekampung.
Dahulu, Gus Mus sebelum menjadi guru Madin adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang berdinas jadi guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Kudus.
Namun karena pernah sakit bertahun-tahun tak kunjung sembuh, dirinya pun harus merelakan nasib baiknya itu pupus.
"Dulu ada 4 tahunan saya sakit lambung hingga tidak bisa aktif lagi menjadi guru SD di Kudus. Akhirnya saya diberhentikan jadi PNS," ujar Gus Mus, pada wartawan media ini, Sabtu (01/07/2023)
Ingatannya sampai saat ini masih sangat tajam. Gus Mus mengaku pernah dibantu oleh Arief Rohman alias Gus Arief yang ketika itu belum menjadi Bupati Blora.
Gus Arief berupaya komunikasi dengan pejabat Pemkab Kudus agar Gus Mus tidak diberhentikan dari PNS. Sayangnya, perjuangan itu tidak berhasil alias gagal.
"Tetap diberhentikan karena saya kondisinya ketika itu masih sakit. Belum sembuh," ungkapnya.
Tak Mendapat Gaji Pensiunan PNS
Gus Mus mengaku, meski sempat menjadi seorang PNS, dirinya tidak mendapatkan gaji pensiunan. Alasannya, karena waktu itu dirinya masih muda dan mengajukan pensiun tidak bisa.Kendatipun harapannya menjadi abdi negara pupus, Gus Mus bersyukur diberikan kesehatan oleh Allah SWT dan sembuh total dari sakit lambung yang pernah dideritanya.
"Alhamdulillah sudah sembuh," jawabnya mengenang sakitnya waktu itu dari tahun 2016 hingga 2021.
Karena Gus Mus adalah seorang sarjana pendidikan dan juga seorang putera dari tokoh agama di Desa Tambahrejo, yaitu almarhum Kiai Suyuti, kemudian kembali menjadi seorang pendidik alias guru. Kendatipun bukan lagi menjadi seorang PNS.
Gus Mus selama sehat ini bekerja serabutan. Terpenting baginya adalah kerja halal dan tidak merugikan orang lain. Kabar terbarunya, dirinya ikut berkompetisi dalam pemilihan kepala desa (pilkades) dengan modal niat dan nekat tanpa money politic, ingin mengabdikan diri untuk warga sekampung di Desa Tambahrejo, Tunjungan.
Nyalon Kades Modal Niat dan Nekat Tanpa Money Politic, Apa Bisa?
Sadar tidak sadar, money politic atau politik uang masih kerap menjadi strategi politik untuk mendongkrak atau mendapatkan suara terbanyak dalam pemilihan umum (pemilu). Termasuk dalam Pilkades di Blora.Namun, Gus Mus dengan modal nekatnya tanpa memakai uang, diakuinya siap bertarung dalam Pilkades Tambahrejo yang akan digelar pada 8 Juli 2023 mendatang.
"Calonnya ada dua. Incumbent dan saya yang tanpa money politic," ujarnya.
Niat Gus Mus ini sungguh konyol. Dan lebih konyolnya lagi sekaligus mulia, dirinya apabila terpilih, selama menjabat akan memberikan lahan (bengkok) yang menjadi hak kewenangan kades untuk kepentingan masyarakat.
"Saya serahkan sebagian hak yang diberikan kepada saya, berupa tanah bengkok. Di situ akan saya serahkan kepada warga, setiap dukuhan satu bahu. Totalnya ada 7 dukuhan. Dan satu lagi untuk kegiatan keagamaan," katanya berkomitmen janji politik.
Dalam kesempatan ini, Gus Mus sempat memaparkan visi misinya. Sekaligus cita-citanya jika Allah meridloi dan menggariskan nasibnya menjadi seorang kades.
"Saya ingin ada perubahan yang lebih baik di desa saya. Sekaligus membuktikan bahwa saya siap maju meskipun tanpa money politic," tandasnya mengakhiri.
Untuk diketahui, Desa Tambahrejo sendiri terdapat ribuan pemilih yang tinggal berdomisili di 6 dukuhan. Yaitu, Dukuh Pendem, Dukuh Triteh, Dukuh Ngaglik, Dukuh Tambak Ampel, Dukuh Ngrayudan, dan Dukuh Kaliporang.