MEMANGGIL.CO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, Perum Perhutani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) serta Kelompok Tani Hutan (KTH) diharapkan terus meningkatkan sinergi. Yaitu menata hutan sesuai dengan fungsinya.
"Mari sinergi menata hutan," tegas Wakil Ketua DPRD Blora, Siswanto pada media Memanggil.co, ditulis Senin (29/05/2023)
Menurut Siswanto, petani bisa menggarap lahan hutan dengan SK pengelolaan dari Kementerian Kehutanan. Hal tersebut menjadi positif karena warga bisa menanam padi, jagung dan tanaman produktif lain.
"Jadi, petani bisa menggarap lahan sesuai rujukannya," papar kader Partai Golkar yang kini kembali maju sebagai Caleg Dapil V (Ngawen, Banjarejo dan Tunjungan) ini.
Dengan pemanfaatan lahan, tentu mengantisipasi ancaman banjir. Sementara hasil panen baik. Langkah lain, tentunya bagaimana berpikir agar dilakukan panen bersamaan.
Yang juga mesti dipikirkan, bagaimana produksi pertanian itu harganya bisa stabil. Seperti harga jagung, padi dan ketela yang kerap rendah.
"Itu keluhan petani kita. Kita harus cari solusi," tegas Siswanto yang mengaku kerap turun ke desa-desa berdialog dengan para petani di Blora.
Menurut Siswanto, lahan di Kabupaten Blora mayoritas tadah hujan. Artinya, jika tadah hujan, umumnya petani tanam padi 2 kali. Rinciannya, dari 2 kali tanam, 1 kali baik, 1 kali teka-teki. Bisa baik, bisa setengah baik, bisa tidak baik. Lalu saat musim labohan, petani tanam jagung, kacang, kedelai.
"Jadi siklus pertanian itu, mesti dipikirkan bersama-sama," tandas Ketua DPD Golkar Kabupaten Blora ini memaparkan.
Mengutip Blorakab.go.id, Kabupaten Blora punya luas wilayah 1820,59 Km2. Sebagai catatan, terbesar penggunaan arealnya adalah sebagai hutan.
Meliputi hutan negara dan hutan rakyat, yakni 49,66 persen, tanah sawah 25,38 persen. Kemudian sisanya digunakan sebagai pekarangan, tegalan, waduk, perkebunan rakyat dan lain-lain yakni 24,96 persen dari seluruh penggunaan lahan.
Sementara luas penggunaan tanah sawah terbesar adalah Kecamatan Kunduran (5559,2174 Ha) dan Kecamatan Kedungtuban (4676,7590 Ha) yang selama ini memang dikenal sebagai lumbung padinya Kabupaten Blora.
Sedangkan kecamatan dengan areal hutan luas adalah Kecamatan Randublatung, Kecamatan Jiken dan Kecamatan Jati, yang masing-masing melebihi 13 ribu Ha.