MEMANGGIL.CO - Aksi konvoi para pesilat masih saja terjadi di berbagai daerah. Di bulan Muharram atau Suro 1445 Hijriah ini, Memanggil.co mencatat ada dua kejadian konvoi di dua daerah.

Kejadian teranyar di daerah wilayah hukum Kabupaten Blora, Jawa Tengah dan kejadian sebelumnya di daerah wilayah hukum Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Berikut informasi selengkapnya:

230 Pesilat Konvoi Diamankan di Blora

[caption id="attachment_6472" align="aligncenter" width="768"] 230 pesilat diamankan di Mapolsek Cepu usai melakukan konvoi mengganggu ketenangan masyarakat beristirahat. (Memanggil.co/Ist)[/caption]

Sebanyak 230 pemuda dari salah satu perguruan silat yang sedang melakukan konvoi menggunakan sepeda motor di wilayah hukum Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Minggu malam hingga Senin pagi (30-31/07/2023) diamankan polisi.

Dari ratusan pesilat tersebut, ada 5 perempuan dan 210 orang bukan warga Kabupaten Blora. Melainkan warga asal Jawa Timur.

Mereka diamankan karena konvoi dengan kendaraan bermotor yang mengganggu aktivitas warga masyarakat, saat waktu istirahat. Adapun 110 kendaraan diamankan dan semua dilakukan tindak penilangan.

Menurut Kapolres Blora AKBP Agus Puryadi, penilangan yang dilakukan pihaknya bervariasi. Ada yang knalpot brong, kendaraan tidak standar, tidak bawa surat kendaraan dan juga tidak bawa SIM.

"Kami lakukan pembinaan kepada para penggembira ini," kata AKBP Agus, panggilan Kapolres Blora saat doorstop di Mapolsek Cepu, Senin (31/07/2023).

Kemudian identitas para pesilat tersebut didata menggunakan lembar AK 23 (lembaran yang biasa dipakai untuk sidik jari).

"Kita panggil kepala desa, orang tua, dan guru untuk menjemput mereka di Polsek Cepu," ujarnya.

Selama kegiatan, menurut Agus tidak ada kejadian apapun, yang ada pihaknya memberi pembinaan dan pelajaran supaya tidak mengganggu ketertiban umum.

49 Pesilat Konvoi Diamankan di Tuban

[caption id="attachment_6473" align="aligncenter" width="1024"] Momen para pesilat di Tuban mewek dihadapan orang tuanya seusai diamankan petugas. (Memanggil.co/Ist)[/caption]

Puluhan pemuda dari salah satu perguruan silat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, terlihat menangis alias mewek ketika dijemput orang tuanya halaman depan Mapolres Tuban, Jumat (28/7/2023).

Mereka diamankan petugas karena ketahuan melakukan konvoi menggunakan sepeda motor di wilayah hukum Kabupaten Tuban.

Petugas melakukan proses penjemputan itu dengan menghadirkan orang tua dari para pesilat yang diamankan. Dimana, masing-masing orang tua duduk di kursi yang berjajar di halaman Mapolres Tuban.

Kemudian para anggota pesilat itu dipersilahkan untuk menemui langsung orang tuanya sebelum diajak pulang ke rumah. Sontak, momen itu langsung diwarnai tangis haru dan air mata dari wajah orang tua langsung mengalir karena terharu melihat putranya.

Bahkan para pemuda yang ketemu dengan orang tuanya juga terbawa suasana, dan tak kuasa menahan tangis saat berpelukan. Terlihat pula beberapa pemuda langsung bersujud sambil mencium kedua kaki sang ibu di depan aparat kepolisian.

Alhamdulillah, sudah bisa pulang. Kemarin dia (anaknya, red) pamit mau berangkat ngopi, tapi tahu-tahu mendapat kabar sudah di Polres, dan sekarang sudah boleh pulang, kata Jumiati salah satu orang tua yang menjemput anaknya di halaman Mapolres Tuban.

Kapolres Tuban AKBP Suryono menjelaskan ada 49 orang yang diamankan karena terindikasi terprovokasi ajakan melalui media sosial untuk menghijaukan Mapolres Tuban dalam rangka aksi solidaritas terhadap temannya. Dimana, temannya itu di pukul oleh orang tidak dikenal dan kini telah diamankan pelakunya.

Adik-adik ini terprovokasi bahwa Polres Tuban tidak melakukan proses hukum terhadap pelaku pemukulan terhadap salah satu warga pagar nusa, ungkap Suryono, panggilannya.

Puluhan pesilat itu diamankan ketika tengah berkumpul di rumah kosong yang ada di wilayah Kecamatan Plumpang, Tuban, pada Kamis (27/7/2023).

Sebelum diamankan petugas, mereka juga melakukan konvoi menggunakan sepeda motor dan rencananya akan melanjutkan konvoi menuju Mapolres Tuban untuk melalukan aksi solidaritas.

Kalau tidak kita amankan bisa bahaya, konvoi kalau lewat kampung dilempar orang bisa terjadi gesekan yang bisa berdampak pada diri sendiri dan orang lain, jelas Suryono.

Kapolres Tuban menambahkan, bahwa para pemuda yang diamankan tersebut berasal dari Tuban dan luar daerah seperti dari Nganjuk, Bojonegoro dan Lamongan. Pihaknya tidak melakukan penahanan karena tidak memenuhi unsur pidana tetapi dilakukan pendataan dan membuat surat pernyataan.

Tidak ada yang kita lakukan penahanan, karena tidak memenuhi unsur untuk kita lakukan proses hukum lebih lanjut, terangnya.

Sebelum dilakukan pemulangan yang bersangkutan di buatkan surat pernyataan yang berisikan tidak akan mengulangi perbuatannya dan diketahui oleh orang tuanya. Lalu apabila hal tersebut kembali terulang dan memenuhi unsur hukum pihaknya tidak akan segan untuk memproses sesuai hukum yang berlaku.

Apabila nanti mengulangi perbuatannya kembali dan memenuhi unsur pidana akan kita lakukan proses hukum meskipun anak di bawah umur, jelas Suryono

Imbauan Polisi

[caption id="attachment_6474" align="aligncenter" width="1024"] Momen para pesilat di Tuban mewek dihadapan orang tuanya seusai diamankan petugas. (Memanggil.co/Ist)[/caption]

Lebih lanjut, Kapolres Tuban menyampaikan, kepada orang tua untuk membantu memberikan edukasi terhadap putra putrinya supaya tidak terpancing dan tersulut oleh media sosial yang belum tentu kebenarannya.

Selain itu, juga meminta kepada seluruh warga masyarakat agar tidak terpancing dan terprovokasi oleh berita apapun yang ada di media sosial maupun grup-grup yang belum tentu kebenarannya.

Mari kita tabayyun dan klarifikasi dulu berita itu baru melakukan tindakan, tentunya tindakan yang sesuai dengan aturan hukum, pesan Suryono memungkasi.